Ketika saya menikmati es teh manis dengan gula stevia, saya tiba-tiba teringat kenangan di waktu kecil. Saat itu, saya sering batuk-batuk ketika membeli minuman kemasan gelas yang berperisa. Saat itu, di awal tahu 2000-an, banyak sekali minuman berperisa yang lalu lalang di iklan televisi.
Bahkan iklan-iklan itu sangat kreatif, dikemas dengan alur cerita yang unik, atau dibawakan menjadi sebuah lagu yang memberikan ciri khas (jingle) brand minuman itu. Sampai-sampai matahari menjadi dua. Jika ada yang mendapatkan clue dari paragraf ini, pasti kita tahu minuman yang saya maksudkan di sini.
Nah, setiap kali saya haus, kadang kala saya tidak sakit. Lalu Ibu saya mengatakan bahwa jangan minum minuman itu karena menggunakan "biang" gula. Saya bingung, kalau di tempat saya, kata biang itu merujuk ke "indukkan". Jadi saat itu saya berpikir, apakah gula itu melalui proses reproduksi? atau apakah gula itu memiliki orang tua? Hahaha - Ini hanya intermezo saja.
Hal yang menarik selanjutnya adalah muncul berita yang menyatakan bahwa biang gula, atau kita sebut gula biang ini dapat memicu kanker. Lantas, apakah benar gula biang dapat memicu kanker? Seperti judul saya yang menarik perhatian pembaca, mari saya ingin mengajak kita untuk membedah kebenaran dari judul artikel ini.
Seperti biasa, ketika rasa penasaran saya mulai tergelitik, di situ lah momen saya untuk melakukan riset dan berbagi temuan saya untuk kita semua.
Mari kita bedah bersama-sama
Saya mulai dengan pengertian, apa itu gula biang? Jadi, gula biang ini adalah bahan pemanis untuk makanan atau minuman, yang dibuat melalui sintesis kimiawi dengan tujuan untuk menciptakan pemanis buatan selain gula dari tebu dan memiliki tingkat kemanisan yang melebihi gula sukrosa (gula dapur). Tapi ada juga pemanis alami (langsung dari tumbuhan) yang manisnya lebih dari sukrosa, yaitu steviol dari tanaman Stevia dan Lo Han Guo (buah biksu).
Mengapa saat itu peneliti ingin membantu untuk menciptakan pemanis buatan? Supaya mengurangi penggunaan gula sukrosa yang dapat meningkatkan kandungan gula dalam darah. Seperti yang kita ketahui, bahwa apabila kita mengonsumsi gula di atas kewajaran, maka gula itu berdampak ke kesehatan kita. Kita menjadi terkena penyakit seperti diabetes dan obesitas.
Oleh dasar itu, maka peneliti (food technologist) dan ahli kimia, menciptakan gula biang ini. Tetapi ada juga pemanis alami selain gula yang terkenal manis, berikut ini daftar 5 pemanis buatan dan 2 pemanis alami (cetak tebal)
- Aspartam (200x lebih manis)
- Sakarin (300-400x lebih manis)
- Sukarlosa (200-300x lebih manis)
- Neotam (7000 - 13000x lebih manis)
- Asesulfam-K (200x lebih manis)
- Stevia (200 - 300x lebih manis)
- Lo Han Guo (150 - 250x lebih manis)
Daftar pemanis di atas merupakan pemanis buatan dan pemanis alami selain gula yang aman menurut badan obat dan makan Amerika, yaitu FDA (U.S. Food and Drug Administration) dan EFSA (European Food Safety Authority). Sejauh informasi yang saya peroleh, Aspartam dan Asesulfam-K merupakan pemanis buatan yang banyak diteliti mengenai hubungannya dengan meningkatnya potensi kanker.
Berdasarkan beberapa penelitian yang saya temukan, ada beberapa jurnal yang menyatakan bahwa aspartam dan asesulfam-k memiliki kemungkinan berpotensi terhadap munculnya kanker, akan tetapi penelitian mengenai mekanisme atau interaksi kedua pemanis buatan ini terhadap munculnya kanker pada manusia masih sangat terbatas dan perlu penelitian lebih lanjut.