Lihat ke Halaman Asli

Bagaskara Raditya

Fresh Graduate S1 Teknik Elektro Universitas Telkom | Aktif mencari pekerjaan di bidang engineering

Hambatan-hambatan Utama Dalam Transisi Energi di Indonesia dan Cara Mengatasinya

Diperbarui: 3 Juni 2024   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

1. Pendahuluan. 

Menurut yang sudah saya pelajari pada kelas dasar transisi energi, hambatan-hambatan utama dalam transisi energy di Indonesia diantaranya adalah permasalahan Intermittency, Variabilitas dan pada Penyimpanan Energy. Seperti yang sudah saya sebutkan pada jawaban essay sebelumnya bahwa pemerintah harus berkomitmen dan konsisten, disertai dengan dukungan dari masyarakat untuk mewujudkan target 23% energy terbarukan pada tahun 2025. 

Menurut Direktur Utama PT Pertamina, Nicke Widyawati mengatakan bahwa "tantangan utama Indonesia dalam mencapai ketahanan energi adalah ketergantungan pada bahan bakar fosil, penurunan produksi minyak, dan permintaan energi nasional yang terus meningkat." Dalam upayanya mengatasi tantangan ini, Nicke menekankan pentingnya mendiversifikasi energi, memanfaatkan sumber daya energi lokal, dan memperluas akses ke sumber energi yang lebih bersih. 

Dikatakannya bahwa Indonesia memegang peranan strategis dalam rantai pasokan global dalam transisi energi, dengan kekayaan sumber energi terbarukan dan bahan-bahan esensial seperti nikel, bauksit, tembaga, serta potensi untuk Energi Terbarukan Nasional (NRE), Solusi Berbasis Alam (NBS), dan Carbon Capture, Utilization, and Storage (CCUS). Nicke merinci tiga peran utama Pertamina dalam menghadapi tantangan energi yakni meningkatkan ketahanan energi untuk memastikan ketahanan energi nasional, dengan meningkatkan kapasitas pasokan.

 Lalu mobilisasi sumber daya domestic, dengan fokus mengurangi defisit perdagangan minyak dan gas. Dalam konteks ini, Pertamina telah mengambil langkah-langkah strategis, termasuk dekarbonisasi operasional, pendirian bisnis emisi karbon rendah, dan program penurunan karbon. Nicke menyampaikan dukungan kuat Pertamina terhadap NZE melibatkan transformasi dalam cara menjalankan bisnis dan mengelola operasi perusahaan untuk memprioritaskan keberlanjutan.

 Namun, Nicke juga mengakui, hambatan yang dihadapi Indonesia dalam mempercepat transisi energi. Faktor-faktor seperti akses ke pembiayaan yang kompetitif, kemajuan teknologi, pendanaan tahap awal, dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia masih menjadi tantangan. Dalam menyikapi hal ini, Nicke menegaskan pentingnya dukungan yang tepat dan dorongan melalui kemitraan strategis. "Saya percaya bahwa bisnis berkelanjutan dibangun melalui kekuatan kolaborasi dan kemitraan," imbuhnya. 

Sumber kutipan : https://tanahair.net/id/tantangan-utama-transisi-energi-ketergantungan-padabahan-bakar-fosil/ 

2. Penjelasan Permasalahan. 

a. Intermittency : Intermittency adalah suatu permasalahan yang berkesinambungan untuk energy pada waktu tertentu. Permasalahan awalnya bermula dari kebutuhan dan produksi dari energy yang tidak seimbang dan lebih condong ke kebutuhan, akibatnya pasokan listrik secara keseluruhan tidak mampu untuk mencukupi kebutuhan pengguna listrik sehingga terjadinya pemadaman listrik. 

b. Variabilitas : Variabilitas adalah suatu permasalahan yang disebabkan oleh kurang sesuainya pembangunan pembangkit di daerahnya. Dampak yang akan terjadi pada permasalahan ini diantaranya adalah : 

- PLTS yang hanya sedikit beroperasi dikarenakan daerahnya sering mendung dan terjadi hujan, 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline