Lihat ke Halaman Asli

Pandangan Hidup Mempunyai Cita - Cita

Diperbarui: 24 Juni 2015   13:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pandangan hidup yang berupa idiologi yang disesuaikan dengan kebudayaan dan norma yang terdapat pada negara tersebut. Dari pandangan hidup idiologi dengan kebudayaan dan norma pada Negara Indonesia,seperti kita ambil contoh dalam kebudayaan jawa dari adat sikap laku kebudayaan jawa sangatlah sopan ramah pada setiap orang lain sedangkan dalam betawi dengan suara yang lantang yang ceplas ceplos saja tetapi tetapdengan suara yang lantang dia tetap bermaksud baik hanya suaranya saja yang lantang sama seperti orang ambon.

Pandangan hidup hasil renungan yaitu pandangan hidup yang relatif kebenarannya. Maksud dari kalimat pandangan hidup hasil renuangan, kita merenung apa yang harus kita lakukan / tindakan yang kita lakukan kedepannya dalam kehidupan kita.

B. CITA-CITA

Menurut kamus umum Bahasa Indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan, tujuan yang selalu ada dalam pikiran. Baik keinginan, harapan, maupun tujuan merupakan apa yang mau diperoleh seseorang pada masa mendatang. Dengan demikian cita-cita merupakan semacam garis linier yang makin lama makin tinggi, cita-cita merupakan keinginan, harapan, dan tujuan manusia yang makin tinggi tingkatannya.

Semua keinginan, harapan, dan tujuan semua baik dilakukan dengan usaha yang keras dan berdoa kepada sang maha pencipta untuk tujuan apa yang mau diperoleh oleh seseorang pada masa yang akan dating. Hal tersebut jika semua terkabul kembali lagi dngan renungan kita pada pandangan hidup masa yang akan datang.

Tetapi, apabila cita – cita tersebut tidak mungkin atau belum mungkin terpenuhi, maka cita – cita itu hanya lah angan – angan semata. Dalam hal ini kemampuan tidak/belum dipenuhi sehingga usaha untuk mewujudkan cita – cita tidak mungkin dilakukan.Jika, pembaca masih belum mengerti saya akan memberikan contoh. Misal, seorang anak sekolah ingin naik kelas, tetapi dia belum berusaha bekerja dengan giat belajar. Tidak mungkin naik kelas tanpa giat belajar, sehingga tidak punya pengetahuan / kemampuan berusaha mencapai tujuan itu. Nah itu baru taraf angan – angan pembaca.Dapatkah seseorang mencapai apa yang dicita-citakan, hal ini tergantung dari tiga faktor ; 1. Manusianya, yaitu yang memiliki cita-cita 2. Kondisi yang dihadapi selama mencapai apa yang dicita-citakan

3. Seberapa tinggikah cita-cita yang hendak dicapai

Faktor manusia yang mau mencapai cita-cita ditentukan oleh kualitas manusianya. Ada yang tidak berkemauan, sehingga apa yang dicita-citakan hanya merupakan khayalan saja. Dalam hal ini banyak menimpa kalangan remaja muda yang suka berkhayal, tetapi mereka sulit dalam mencapai cita – cita tersebut Karena kurang mengukur dengan kemampuannya sendiri. Tetapi, beda hal lagi dengan orang remaja yang ingin berusa dengan kemauan keras yang ingin ia cita – citakan. Cara keras dalam mencapai cita – cita adalah sebuah kunci untuk menggapainya bila berhasil akan merasa puas, puas dalam arti kata menikmati hasil apa yang telah diusahakan berhasil tecapainya.

Faktor Kondisi yang mempengaruhi tercapainya cita-cita, pada umumnya dapat disebut yang menguntungkan dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan merupakan kondisi yang memperlancar tercapainya suatu cita-cita, sedangkan faktor yang menghambat merupakan kondisi yang merintangi tercapainya suatu cita-cita. Maksud dalam kalimat di atas menguntungkan ialah bahwa setiap orang pasti situasi atau keadaannya bebeda beda. Seperti keadaan ekonomi seseorang, seseorang ingin menjadi arsitektur ia harus kuliah minimal S1 karena factor ekonomi yang mendukung ia kuliah dengan jurusan yang ia inginkan. Nah, dari sini bisa di ambil kesimpulan bahwa ini adalah menguntungkan karena factor ekonomi yang sangat mendukung.

Beda hal lagi dengan fator yang menghambat, seseorang mempunyai cita – cita sebagai dokter tetapi ia harus menuntut ilmu minimal s1 dalam bidang kedokteran ia hanya lulus dari sma sedangkaa dibn untuk menjadi dokter ia harus menuntut ilmu yang lebih tinggi lagi yaitu minimal S1. Bisa di tarik kesimpulan bahwa ini dalah factor penghambat dalam menggapai cita – cita yang di inginkannya.

Faktor tingginya cita-cita yang merupakan faktor ketiga dalam mencapai cita-cita. Memang ada anjuran agar seseorang menggantungkan cita-citanya setinggi bintang dilangit. Tetapi bagaimana faktor manusianya, mampukah yang bersangkutan mencapainya, demikian juga faktor kondisinya memungkinkan hal itu. Apakah dapat merupakan pendorong atau penghalang cita-cita. Sementara ada anjuran, agar seseorang menemukan cita-citanya yang sepadan atau sesuai dengan kemampuannya. Pepatah mengatakan “bayang-bayang setinggi badan” artinya mencapai cita-cita sesuai dengan kemampuan dirinya. Anjuran yang terakhir ini menyebabkan seseorang secara bertahap mencapai apa yang diidam-idamkan. Pada umumnya dilakukan dengan penuh perhitungan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki saat itu serta kondisi yang dilalui. Bisa di beri contoh misalnya seseorang remaja ingin menginjak kaki di bulan, kita liat dari sisi kondisi kembali lagi dengan factor menguntungkan, jika seseorang bisa menuntut ilmu dengan baik dan berusa dengan giat, maka ia akan mendapat cita – cita walaupun cita – cita tersebut adalah mustahil karena cita – cita tersebut terlalu tinggi setinggi bintang – bintang dilangit.

Jadi, dalam kesimpulan ini bahwa jika saudara mempunyai pandangan hidup untuk kedepan maka saudara akan mempunyai cita – cita yang akan di gapainya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline