Lihat ke Halaman Asli

FOMO dan Overthinking: Tantangan Berat Gen Z di Era Digital

Diperbarui: 27 November 2024   00:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jakarta, 27 November 2024 -- Hidup di era digital memang asik banget, tapi buat Gen Z, ada dua masalah besar yang sering muncul: FOMO dan overthinking. Dua hal ini nggak cuma bikin pusing, tapi juga bisa mengganggu kesehatan mental, terutama di tengah derasnya konten media sosial yang nggak ada habisnya.

Kenapa FOMO Selalu Menghantui?

Pernah nggak sih, lagi scroll Instagram atau TikTok, terus ngeliat temen-temen lagi liburan, nonton konser, atau ngelakuin hal seru lainnya? Rasanya jadi kepikiran, "Kok gue nggak ada di situ? Apa hidup gue kurang seru ya?" Nah, itu dia FOMO.

"Setiap kali lihat teman-teman upload foto jalan-jalan atau hangout, gue suka kepikiran. Hidup gue ko monoton banget ya? Tiap hari begini mulu yang di lakuin, beda banget sama temen gue yang sering update kegiatan tiap harinya." Ujar Farah (19),  seorang mahasiswa di Tangerang.

FOMO ini bikin banyak Gen Z jadi merasa ketinggalan momen-momen penting, padahal nggak semuanya relevan buat hidup mereka.

Overthinking, Sahabat Dekat FOMO

Kalau udah kena FOMO, biasanya overthinking ikut-ikutan datang. Ini tuh kebiasaan mikir sesuatu terlalu dalam sampai bikin stres sendiri. Misalnya, Gen Z suka mikir, "Keputusan gue tadi salah nggak ya? Nanti gue nyesel nggak ya karena nggak ikut?"

Menurut psikolog, media sosial jadi salah satu biang keladi. Semua orang cuma posting hal-hal keren, jadi yang lihat suka ngerasa hidupnya kurang. "Apa yang kalian lihat di media sosial itu nggak sepenuhnya nyata. Kebanyakan cuma highlight, bukan realita," kata seorang psikolog klinis.

Dampaknya Nggak Main-Main

FOMO dan overthinking nggak cuma bikin stres, tapi juga ngurangin produktivitas. Bayangin, waktu yang dipakai buat overthinking itu bisa banget dipakai buat ngelakuin hal yang lebih penting. Kalau dibiarkan, ini bisa jadi pola pikir yang bikin rugi diri sendiri.

"Gen Z sering merasa harus selalu hadir di setiap kesempatan, padahal nggak semua momen itu penting buat hidup mereka," tambah psikolog itu.

Gimana Cara Ngatasinya?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline