"Dunia memang seperti ini, Bara. Cukup adil bagiku" Jawab Yuga, laki-laki berkaki pincang itu memang tidak pernah sekalipun ku dengar mengeluh tentang nasib hidupnya. Tetapi hari ini itu seolah tumpah di depanku.
Bisa kalian bayangkan, laki-laki berumur 30-an tahun itu hidup sebatang kara, orang tua nya sudah lama berpulang, menjadi buruh angkut kelapa sawit dengan keterbatasan fisiknya bukanlah hal yang mudah.
Hari ini Yuga dipecat dari perusahaan kelapa sawit tempat ia bekerja, sudah hampir sepuluh tahun ia menjadi buruh angkut buah kelapa sawit di sana, tetapi, karena Minggu kemarin ia jatuh dari sepeda motor nya ketika hendak pergi bekerja dan ia terlambat. perusahaan dengan sepihak memutus hak kerjanya. Sungguh memilukan.
Aku sepuluh tahun lebih muda dari Yuga, tetapi mendengar ia bercerita tentang apa yang ia pikirkan itu sangat membuatku bersemangat.
"tak kau memohon untuk bisa bekerja kembali?" Tanyaku pada Yuga.
"Sudahlah, tidak apa. Aku tahu apa isi kepala mereka"
"Apa?"
"macam tak tau kau apa maksudku"
"Sungguh aku tidak tahu"
"Kau lihat diriku ini" Yuga memperjelas. "siapa yg mau memperkerjakan orang dengan keterbatasan fisik seperti aku?"