Lihat ke Halaman Asli

Bagas Adi Saputra

Mahasiswa Teologi STAK-AW Pontianak

Aku Masih Terlalu Kecil

Diperbarui: 27 Februari 2024   22:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Koleksi Pribadi dibuat di Canva

Terik matahari di bawah khatulistiwa membakar kulitku, aku tidak bisa menyangkal bahwa aku lelah jika harus bekerja dengan panas seperti ini, tetapi orang tuaku jelas tidak akan peduli terhadap hal-hal seperti itu.

"aku lelah" ucapku pada ayah dan ibuku.

Ayahku melirik tajam dan kemudian kembali menugal (menanam padi), dengan lirikan seperti itu jelas aku tidak bisa lagi membantah.

Dari kejauhan terlihat asap tebal dan kobaran api yang melahap rumput kering, aku mengamati dari kejauhan dan terus memperhatikan. Kemudian ayahku batuk sebentar seolah menyuruhku melanjutkan pembenihan padi, aku melanjutkan pekerjaan itu.

Tidak lama di pinggir ladang kami lewat empat  orang menggunakan jaket kulit berwarna hitam yang melihat ke arah kami.

"siapa?" tanyaku pada ibu

"tidak tahu" jawab ibu

Ayah berhenti menugal lalu mengamati ke arah empat orang tadi.

Orang-orang tersebut menuju pada asap pembakaran lahan di ladang milik om Nara, dia orang kampungku yang juga cukup dikenal baik oleh ayahku.

"kalian tunggu di sini" ucap ayahku yang kemudian meninggalkan pekerjaannya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline