Lihat ke Halaman Asli

Pemilihan Jurusan Kuliah agar Sesuai Minat

Diperbarui: 19 Februari 2016   22:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Dalam mempersiapkan masa depan yang lebih cerah, sebagian besar masyarakat kita memilih untuk menempuh pendidikan yang lebih tinggi melalui perguruan tinggi, baik itu negeri maupun swasta. Setelah memutuskan untuk memilih melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi, biasanya para siswa akan menemui kendala dalam pemilihan jurusan, hingga akhirnya mereka terpaksa mengikuti arahan orangtua yang memaksakan kehendak, ikut-ikutan teman, atau malah akhirnya memilih jurusan yang tidak sesuai dengan passion-nya yang pada akhirnya akan membuat para siswa yang terlanjur memilih jurusan yang sebetulnya tidak mereka inginkan merasa dirinya berada di jurusan yang salah. Berikut beberapa tips dari penulis agar tidak salah dalam memilih jurusan/program studi:

1. Kenali diri sendiri dan berpikir positif

Mengenali diri sendiri merupakan hal yang sangat penting bagi seseorang dalam menentukan langkah bagaimana ia akan melanjutkan kehidupannya. Oleh karena itu, para siswa yang akan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi haruslah mengenali passion atau panggilan hidupnya ketika akan memilih jurusan. Karena kesesuaian passion seorang individu dengan jurusan yang dipilih, akan memotivasi mahasiswa agar selalu meningkatkan prestasinya dan mahasiswa merasa bahwa proses perkuliahan adalah sesuatu yang justru exciting and fun (ini berdasarkan testimoni dari rekan-rekan penulis).

Selain mempertimbangkan passion, siswa juga harus mempelajari kelemahan yang ada pada dirinya. Berpikir positif juga penting karena akan membangkitkan mental juara pada siswa tersebut, karena ia merasa bahwa jurusan yang dipilih adalah bidang minatnya, maka untuk jadi yang terbaik adalah HARUS! Sebagai contoh, seorang pelajar yang selama hidupnya gemar dalam bidang seni tari bisa memilih jurusan Seni Tari (murni) atau Pendidikan Seni Tari. Meskipun teman-temannya mengajak untuk mengikuti jurusan yang favorit, seperti kedseperti kedokteran ataupun akuntansi, maka siswa penggemar seni tari tersebut tetap mantap pada jurusan yang dipilihnya, karena dia sudah berikrar pada dirinya akan menjadi yang terbaik.    

2. Sering-seringlah berkonsultasi pada yang berkompeten/berpengalaman, atau setidaknya kakak senior

Bertanya pada yang sudah berpengalaman akan sangat membantu siswa dalam memilih jurusan. Pasalnya, siswa pada dasarnya masih labil dalam menentukan pilihan jurusan, sehingga tidak jarang apabila banyak siswa yang 'terjerumus' kedalam jurusan yang sebenarnya tidak mereka minati. Oleh karena itu, siswa sebaiknya diajak berdiskusi kepada orang yang lebih berpengalaman dalam dunia perkuliahan, baik itu orangtua, guru, ataupun kakak angkatan yang lebih senior, misal. 

3. Pelajari kurikulum pada program studi yang diambil 

Mungkin tips ini yang jarang dilakukan pada strategi pemilihan jurusan kuliah. Cara seperti ini diajarkan pada penulis oleh salah seorang guru les yang pernah penulis ikuti program kursusnya (thanks to Mr. Himawan). Beliau pernah mengatakan bahwa jika anda ingin mengakrabi, memahami, atau bahkan mengarahkan karakter siswa didik menjadi baik, maka pelajarilah watak dan tingkah kesehariannya.

Oleh karena itu, dalam memilih program studi sebaiknya membaca dan mempelajari kurikulum atau daftar mata kuliah yang akan diterapkan pada saat proses perkuliahan. Tidak harus membaca sebaran mata kuliah pada universitas yang dikehendaki, universitas yang lain pun bisa, karena umumnya mata kuliah pada suatu program studi hampir sama susunan dan komposisinya, antara perguruan tinggi yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, seorang siswa memilih jurusan Teknik Informatika dan Sastra Inggris. Siswa tersebut sangat berminat pada kedua bidang tersebut, namun memiliki kendala dalam penguasaan materi yang 'berbau' matematika. Kemudian siswa tersebut berkonsultasi pada guru BK-nya dan kemudian guru BK tersebut mengakses informasi tentang kurikulum/daftar mata kuliah pada program studi di pergur uan tinggi yang dikehendaki oleh siswa tersebut.

Ternyata setelah informasi mengenai hal tersebut diakses, yang meliputi daftar mata kuliah beserta deskripsinya, siswa tersebut akhirnya memilih jurusan Sastra Inggris sebagai jurusan yang dipilihnya. Dari contoh tersebut, dapat kita ambil intisari bahwa penelusuran informasi langsung ke sumbernya dapat mengarahkan siswa kepada jurusan yang sesuai, sehingga siswa diharapkan lebih bersemangat dan bergairah dalam menjalankan perkuliahannya ketika ia menjadi mahasiswa kelak, sehingga kasus salah pilih jurusan bisa diminimalisir seminim mungkin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline