Lihat ke Halaman Asli

Baeti Karomatul Hidayah

Saya adalah mahasiswa Oseanografi Universitas Diponegoro

Bukan Masyarakat Pesisir? Tetap Bisa Kok Cegah Pencegahan Sampah Plastik di Laut!

Diperbarui: 7 Agustus 2021   09:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sampah Laut yang di Dominasi Sampah Plastik

Kediri, Pare (06/08/2021) -- Kediri bukanlah deretan kota-kota pesisir yang ada di Jawa Timur. Butuh kurang lebih 2-3 jam perjalanan, khususnya untuk masyarakat Desa Tulungrejo Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri sampai di pesisir pantai. Namun hal itu tidak menutup kemungkinan adanya partisipasi masyarakat dalam upaya pencegahan penumpukan sampah plastik di Laut. Hal tersebut disadari oleh Mahasiswa Oseanografi Universitas Diponegoro Baeti Karomatul Hidayah, dibawah bimbingan Dr. Ir. Dwi Haryo Ismunarti, M.Si., Baeti memiliki inisiatif untuk melakukan gerakan peduli sampah laut dengan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat yang ditambahkannya dalam program KKN Tim II 2020/2021 Universitas Diponegoro yang sedang ia laksanakan.

Gerakan sosialisasi dilakukan dengan pembuatan poster yang disebar luaskan melalui media sosial. Media sosial dianggap sangat tepat untuk penyebaran informasi secara mudah namun dengan cakupan yang sangat luas. Gerakan sosialisasi yang dilakukan di media sosial ini juga merupakan salah satu upaya mematuhi Peraturan PPKM dari pemerintah. Konten dari poster yang disebarkan meliputi bahaya sampah laut dan fakta-fakta menarik seperti "Negara Indonesia adalah negara penyumbang sampah plastik terbanyak kedua di dunia". Selain itu juga ditambahkan cara-cara pembuatan ecobrick yang dikemas menarik dengan ilustrasi gambar.

Poster Sosialisasi

Menurut Baeti, ecobrick adalah salah satu upaya sederhana yang bisa dilakukan secara mandiri untuk cegah sampah daratan masuk ke lingkungan pesisir dan laut. Pembuatannya yang tidak membutuhkan tempat khusus juga bisa dilakukan di rumah dan bisa masuk dalam daftar kegiatan keluarga untuk mengurangi keluar rumah di masa pandemi. Bagi keluarga dengan anggotanya yang masih anak-anak, ecobrick juga bisa menjadi edukasi menarik dan sangat cocok untuk menumbuhkan rasa cinta lingkungan yang ditumbuhkan sejak dini.

Hasil Ecobrick yang di Buat Bentuk Kursi

"Pandemi Covid-19 bukan halangan bagi seluruh aspek masyarakat untuk andil dalam gerakan- gerakan peduli lingkungan, tapi sebaliknya yaitu peluang munculnya gerakan mandiri dan potensi edukasi kepada anak-anak. Pembuatan ecobrick adalah salah satu contoh upaya mandiri peduli sampah plastik yang sangat cocok untuk mengisi waktu luang di masa pandemi" Ujar Baeti menambahkan.

Proses Pembuatan Ecobrick

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline