Lihat ke Halaman Asli

Mencari Karunia-Nya

Diperbarui: 26 Juni 2015   06:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung

(QS Al Jumuah, 62:10).

Ketika memutuskan untuk mengikuti seleksi calon karyawan edukatif di sebua perguruan tinggi swasta di Yogyakarta, ada beberapa teman yang mengajukan pertanyaan “Mengapa harus ke Jogja?”, “Bagaimana dengan keluarga kecil yang sedang dibangun?” dan “Bagaimana pula dengan rumah dan beberapa pekerjaan di sini?”. Pertanyaan itu tentu saja pantas dan beralasan diajukan kepada saya. Sebab, ke depannya (kalau ternyata lolos dan dinyatakan diterima), sudah barang tentu waktu saya akan lebih banyak dihabiskan di kota pelajar itu, bukan di Bandung sebagaimana tempat tinggal sekarang.

Saya memahami betul pertanyaan-pertanyaan itu, dan berupaya mencari jawaban terbaik yang meyakinkan teman-teman bahwa saya pantas mengambil pilihan ini. Saya menjawab “ini mungkin sudah garis hidup, jalannya harus begini”. Saya rasa jawaban itu tepat diberikan atas pertanyaan tadi. Walaupun, tentu saja, ini adalah jawaban normatif sebagai upaya pembenaran yang semua orang bisa kemukakan.

Tetapi dalam reunungan saya, tentang cerita hidup yang dijalani beberapa hari terakhir ini, saya teringat akan firman Allah SWT dalam Al Qur’an. Menurut terjemahan yang saya temukan, firman Allah SWT itu diartikan sebagai berikut: Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung (QS Al Jumuah, 62:10).

Dengan keterbatasan cara berpikir dan pengetahuan tentang metodologi tafsir yang saya miliki, saya berupaya memaknai ayat itu. Beberapa istilah saya susun dan renungkan, shalat, bertebaran di muka bumi, karunia, mengingat Allah, dan beruntung. Dalam lintasan pikiran saya tersimpul, bahwa Allah demikian sayang kepada hamba-hamba-Nya, Dia memberikan panduan kepada hamba-Nya agar tergolongkan sebagai insan yang beruntung. Shalatlah, bertebaranlah di bumi Allah yang luas, dan carilah karunia-Nya, seraya tetap mengingat Allah sebanyak-banyaknya. Inilah barangkali rumus hidup untuk mencapai keberuntungan. Lalu adakah saya sedang bertebaran di bumi Allah dan mencari karunia-Nya? Wallahu’alam bisshawab.






BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline