Lihat ke Halaman Asli

badru tamam

Belajar menebar kebermanfaatan

Mengelola Keuangan di Tengah Tantangan Ekonomi Perspektif Syariah

Diperbarui: 5 Agustus 2024   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Setelah melewati bulan Juli yang penuh tantangan, kini kita memulai bulan baru dengan semangat baru. Juli dikenal sebagai bulan yang berat bagi banyak orang di Indonesia. Banyak yang harus menghadapi berbagai biaya, mulai dari biaya sekolah, pembayaran uang kuliah, hingga perayaan hari raya yang baru saja berlalu. Namun, di balik semua tantangan tersebut, ada kesempatan untuk memperbaiki dan menata keuangan kita dengan lebih bijak.

Mengelola Keuangan dalam Perspektif Syariah

Pada kesempatan kali ini, mari kita bahas tentang bagaimana mengelola keuangan berdasarkan prinsip Syariah. Tidak berarti kita membahas tentang pendirian bank syariah, melainkan bagaimana kita bisa mengatur keuangan kita dengan perspektif Islam yang mengutamakan keadilan dan tanggung jawab.

Islam mengajarkan pentingnya manajemen keuangan yang baik, bukan hanya untuk kepentingan duniawi, tetapi juga untuk kesejahteraan akhirat. Dalam perspektif Syariah, pengelolaan keuangan harus sesuai dengan prinsip-prinsip berikut:

Pertama, Menghindari Riba (Bunga): Salah satu prinsip dasar dalam pengelolaan keuangan Syariah adalah menghindari riba atau bunga. Bunga dianggap sebagai bentuk keuntungan yang tidak adil, dan Islam melarang praktik ini karena dapat menyebabkan ketidakadilan dalam masyarakat.

Kedua, Berkendara dengan Kedermawanan. Islam mengajarkan pentingnya sedekah dan zakat. Mengeluarkan sebagian harta untuk membantu mereka yang kurang beruntung adalah bentuk kepedulian sosial yang sangat dianjurkan. Ini tidak hanya membersihkan harta, tetapi juga membawa keberkahan.

Ketiga, Menghindari Perjudian. Aktivitas perjudian dilarang dalam Islam karena bisa menyebabkan kerugian dan ketidakadilan. Keuangan harus dikelola dengan cara yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.

Keempat, Prinsip Keberlanjutan dan Kewajiban. Mengelola keuangan juga berarti memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pemasukan. Islam mengajarkan untuk hidup sesuai dengan kemampuan dan menghindari utang yang berlebihan.

Kaya dan Miskin dalam Perspektif Islam

Banyak orang sering kali membandingkan antara menjadi kaya atau miskin. Dalam Islam, konsep kekayaan tidak hanya diukur dari banyaknya harta, tetapi dari bagaimana seseorang bisa merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Dalam hadis Nabi Muhammad SAW, dijelaskan bahwa kekayaan yang sebenarnya adalah kekayaan hati, yaitu merasa puas dan cukup dengan apa yang dimiliki.

Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Tirmidzi, Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa orang-orang miskin akan lebih dahulu memasuki surga dibandingkan dengan orang kaya. Ini bukan berarti bahwa menjadi miskin lebih baik, tetapi mengajarkan bahwa kekayaan hati lebih penting daripada kekayaan materi. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline