Lihat ke Halaman Asli

Berharap Ada Petrus Jilid 2 di Jatim

Diperbarui: 7 Maret 2018   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi: makassar.tribunnews.com

Beberapa hari yang lalu saya mendapat kabar dari teman bahwa saudaranya sekitar dua minggu yang lalu telah dirampok dan di bunuh dengan dibakar di kecamatan Mojo kediri, lokasi tepatnya saya kurang paham, kasusnya saat ini sudah di tangani pihak berwenang.

Mendengar apa yang diceritakan, langsung teringat ibu mertua saya yang di rampas kalungnya didepan rumahnya pada pagi hari, kira-kira dua bulan yang lalu Selain itu, juga teringat sepeda dan motor yang hilang didepan rumah, lokasi tepatnya di kelurahan bandar lor, kecamatan mojoroto, kota kediri. Dan untuk perampasan kalung, bukan hanya dialami ibu mertua saya, yang saya dengar itu terjadi di tiga tempat yang berbeda dalam waktu yang bersamaan.

Dari sekian kejadian itu, membawa saya flashback ke beberapa tahun yang lalu, soal kejadian-kejadian yang pernah dialami oleh teman dan saudara saya. Mulai perampokkan dan penyekapan di kantor cabang PMII jember dengan raibnya 2 motor dan beberapa handphone, banyaknya saudara dan teman yang motor, handphone, laptop di curi di Jember, dirampasnya Motor anak keponakkan Ibu saya di Gresik.

Kemudian di begalnya seorang teman yang akan di bunuh di Lumajang yang syukurnya selamat karena senjata yang buat membacok ke perut, mengenai handphone yang di kalungkan dan teman saya lari, setelah itu tentang cerita tentang teman sekantor yang di rampok rumahnya di Pasuruan dan dibunuh keluarganya dan dia juga akan dibunuh namun tuhan masih memberinya hidup walaupun dia harus kehilangan tangan dan di kepalanya ada bekas bacokkan benda tajam.

Dari kenyataan-kenyataan pahit itu, saya mencoba mencari tahu lewat internet, terkait angka kriminalitas di kediri, tetapi saya hanya mendapati total angka kriminalitas di Jawa timur, Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur mencatat selama 2017 angka kriminalitas di Jatim mencapai 24.551 kasus. Dari jumlah itu, perkara yang selesai ditangani sebanyak 18.217 perkara. Walaupun Jumlah itu turun dibanding tahun 2016 sebanyak 30.509 kasus dengan jumlah perkara yang tertangani sebanyak 19.529 perkara, namun jumlah itu masih cukup mengerikan dan membuat kita sebagai masyarakat masih merasa jauh dari rasa aman. (Sindonews.com, 30 Desember 2017).

Terlepas  dengan Banyaknya faktor yang menyebabkan tingginya angka kriminalitas di Jawa Timur, seperti faktor ekonomi, ketidakseimbangan antara populasi penduduk dengan jumlah polisi atau faktor lemanya kontrol sosial kita. penulis sangat berharap negara kita benar-benar hadir dalam hal ini, dengan memberikan solusi yang lebih  riil dan inovatif, karena kondisi sosial kita sudah sangat berubah, mulai dari budaya, tradisi, kemajuan teknologi. 

Tentu kita tidak bisa mengandalkan sistem keamanan sosial dengan memakai cara-cara konvensional, sedangkan pelaku kriminalitas terus berkembang, kita berharap ada upaya radikal. Bahkan saking rindunya kita dengan keamanan, banyak masyarakat yang berharap ada Petrus Jilid II, karena masyarakat sangat ragu dengan peran formal negara dalam memberantas segala tindak kejahatan di negeri ini []

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline