Lihat ke Halaman Asli

Dampak Kenaikan Harga Gula Terhadap UMKM di Kota Malang

Diperbarui: 8 Juli 2024   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

RRI: Malang

Malang- Kenaikan harga gula pasir belakangan ini telah memberikan dampak signifikan terhadap Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kota Malang. Kondisi ini membuat para pelaku usaha di sektor makanan dan minuman, yang bergantung pada gula sebagai bahan baku utama, terpaksa menghadapi tantangan baru dalam menjaga kelangsungan usaha mereka.

Salah satu dampak utama dari kenaikan harga gula pasir adalah penyesuaian biaya produksi bagi UMKM di Malang. Dengan naiknya harga gula, biaya produksi untuk berbagai produk makanan dan minuman seperti kue, roti, minuman manis, dan makanan ringan turut meningkat secara signifikan. Hal ini mendorong para pengusaha UMKM untuk mempertimbangkan kembali strategi harga jual mereka agar tetap kompetitif di pasaran yang semakin ketat.

Kenaikan harga gula pasir juga mengakibatkan penurunan margin keuntungan bagi UMKM di Kota Malang. Banyak pelaku usaha yang harus menaikkan harga jual produk mereka untuk menutupi biaya tambahan akibat kenaikan harga gula. Namun, kenaikan harga jual ini tidak selalu diikuti oleh peningkatan volume penjualan, sehingga mengurangi margin keuntungan yang telah tipis sebelumnya.

Para pelaku UMKM di Malang kini dihadapkan pada tantangan baru dalam strategi pemasaran dan penetapan harga. Banyak di antara mereka harus mencari cara untuk tetap menarik konsumen sambil menjaga keberlanjutan bisnis mereka. Beberapa pengusaha mencoba untuk mendiversifikasi produk dengan menggunakan bahan baku alternatif atau mencari inovasi lain untuk mengurangi ketergantungan pada gula pasir.

Dalam menghadapi kenaikan harga gula pasir, beberapa pelaku UMKM di Kota Malang mengungkapkan berbagai strategi adaptasi yang mereka terapkan. Misalnya, Pak Budi, pemilik warung kopi di Jalan Ahmad Yani, menyatakan bahwa dia telah mulai mencari pemasok gula pasir alternatif yang menawarkan harga lebih kompetitif. "Kami harus pintar-pintar mencari solusi agar harga jual kopi tidak naik terlalu signifikan, tetapi tetap menghasilkan keuntungan yang layak," ujarnya.

Sementara itu, Ibu Ani, pemilik usaha roti di daerah Klojen, mengaku bahwa dia terpaksa menyesuaikan harga jual rotinya. "Kami tidak punya pilihan lain karena biaya bahan baku naik begitu drastis. Semoga pelanggan bisa memahami situasi ini," katanya dengan rasa prihatin.

Dalam konteks ini, para pelaku UMKM di Kota Malang berharap ada langkah konkret dari pemerintah daerah untuk membantu menstabilkan harga bahan baku seperti gula pasir. Subsidi atau regulasi yang lebih baik terkait harga bahan baku tersebut diharapkan dapat membantu mengurangi beban biaya produksi para pelaku UMKM.

Di sisi lain, masyarakat juga diharapkan untuk tetap mendukung produk-produk lokal dari UMKM meskipun terjadi penyesuaian harga. Solidaritas dari konsumen lokal dapat menjadi kunci dalam membantu UMKM melewati masa-masa sulit ini.

Kenaikan harga gula pasir telah membawa tantangan yang signifikan bagi UMKM di Kota Malang, terutama di sektor makanan dan minuman. Meskipun menghadapi berbagai kesulitan, para pelaku UMKM tetap berupaya untuk tetap beroperasi dan memberikan layanan terbaik kepada konsumen. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, masyarakat, dan asosiasi bisnis, diharapkan dapat membantu mengatasi dampak negatif dari kenaikan harga bahan baku ini bagi sektor UMKM di Kota Malang.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline