Lihat ke Halaman Asli

Badrudin

Mahasiswa

Jalan rusak di pedesaan yang banyak memakan korban dan Menghambat Perekonomian

Diperbarui: 23 Desember 2022   16:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Jalan merupakan prasarana yang sangat berperan penting dalam sektor
perhubungan karena jalan merupakan akses dari satu tempat ke tempat lain.Makannya tidak heran jika jalan yang rusak menjadi
 polemik yang hangat untuk  di bicarakan. khususnya bagi masyarakay yang ada di  wilayah pedesaan, seperti halnya jalanan yang rusak di Kp.citiis Ds. Cirinten Kc. Cirinten Lebak Banten. Banyak keluhan dari masyarakat sekitar, tentang jalanan rusak yang tak kunjung di perbaiki, oleh pemerintah

Padahal jalan tersebut merupakan akses perekonomian dan pendidikan warga setempat. Namun hal ini terkesan di biarkan begitu saja oleh pemerintahan desa setempat,

jalanan yang rusak parah di sertai dengan tanjakan yang cukup mematikan sering sekali memakan banyak korban, lebih lebih lagi ketika musim hujan datang, jalanan seperti jalur trek motor balapan yang di penuhi dengan batu batuan yang berserakan, dengan sedikit lumpur yang membuat jalanan semakin bertambah licin ketika hendak di lalui, makannya tidak sedikit banyak pengendara yang berjatuhan.

rusaknya jalan semakin di perparah oleh mobil mobil truk yang mengangkut kayu,yang terkadang mobil tersebut sering membawa muatan yang melebihi kapsitas sehingga memperparah kerusakan jalan,

Jalanan yang rusak ini sudah bertahun tahun belum di perbaiki, perkiraan sudah 10 tahun lebih, jalanan ini merupakan akses satu satunya untuk di lewati masyarakat setempat, makannya tidak heran jika perekonomian dan pendidikan sering terhambat karena kondisi jalanan yang rusak, dan yang lebih mengejutkan lagi jalanan rusak ini berpengaruh terhadap bahan-bahan pokok sehari-hari seperti minyak goreng,telur, gula pasir,  terigu dll. bahkan  Bahan Bakar Minyak (BBM) cenderung lebih mahal di bandingkan di tempat yang lain, sebut saja seperti LPG yang berukuran 3 kg pada umumnya LPG ini berharga sekitar Rp 20.000-25.000 tapi di tempat ini bisa mencapai 35.000-40.000 bahkan jika langka bisa lebih dari itu. ucap bpk Marja selaku pemilik toko kelontong yang ada di kampung tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline