Lihat ke Halaman Asli

Manusia Sederhana Itu Bernama Muhammad SAW

Diperbarui: 26 Juni 2015   17:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dia lahir dalam keadaan sudah ditinggalkan oleh Ayahnya, usia enam tahun ditinggal oleh Ibu tercinta, usia delapan tahun ditinggal Kakek tercinta. Tapi Ia tidak pernah mengeluh, Ia tidak pernah putus asa, Ia tegar setegar karang. Ia jalani hidup dengan kesederhanaan, bagaimana mungkin Ia bisa hidup seperti anak zaman sekarang, orang tua saja dia tidak punya, maka pada usia dua belas tahun ia sudah mulai ikut berdagang dengan sang paman yang selama ini merawatnya.

Ia sengaja ikut berdagang karena tidak mau menjadi beban sang paman. Inilah contoh bagi mereka yang tidak punya orang tua, untuk bisa hidup tidaklah harus meminta-minta tapi berusaha dengan berbisnis, Allah pasti memberikan jalan keluar dari kesulitan hidup.

Ia Sang penyalamat dari kerusuhan

Suatu hari mekkah dilanda banjir yang besar, dan hajar aswad (batu hitam) yang dianggap suci masyarakat pada waktu itu, keluar dari tempat asalnya. Maka setiap kelompok berebut untuk bisa meletakkan kembali hajar aswad pada tempatnya semula, karena pada saat itu bagi kelompok yang bisa meletakkan hajar aswad pada tempatnya semula menjadi sebuah kehormatan.

Semua kelompok yang ada ingin meletakkan hajar aswad tersebut, dan semua bersitegang untuk mendapatkan hak itu. Jika tidak ada usul dari seseorang, sudah bisa dipastiakan kerusuhan pun terjadi. Tapi dalam keadaan tegang tersebut, seseorang berusul biarlah yang mengembalikan hajar aswad ketempat semula orang yang pertama besok memasuki Masjidil Haram.

Dan setelah keesokan hari tiba ternyata orang yang pertama masuk Masjidil Haram itu adalah Muhammad, maka mereka pun mempersilahkan beliau untuk mengangkat hajar aswad itu ketempatnya semula. Beliau pun kemudian mengambil surbannya dan mengangkat hajar aswad itu ke sorbannya, setelah itu beliau meminta setiap kepala kelompok untuk mewakili kelompoknya mengangkat sorban dan meletakkan hajar aswad pada tempat semula, semuanya merasa puas dan tidak merasa direndahkan. This is amazing idea.

Pada usia dua lima tahun ia menikahi Khadijah yang usianya lima belas tahun diatasnya.Dari pernikahan ini ia dikaruniai empat orang putri dan dua orang putra, tapi semua putranya wafat pada usia anak-anak. Sedangkan yang putri sampai mereka berkeluarga. Tapi beliau hanya punya cucu dari pitrinya yang bungsu Fatimah yang menikah dengan Ali bin Abi Thalib yang kemudian keturunan ini kita kenal dengan Ahlul bait.

Usia yang menentukan

Usia empat puluh tahun beliau diangkat Allah sebagai pembawa risalah, ditandai dengan turunnya surat Al-Alaq ayat satu sampai dengan lima. Usia ini katanya memang usia paling matang dari seseorang manusia terutama laki-laki, tapi tentunya apa yang terjadi pada diri Rasulullah semuanya sudah diatur oleh Allah SWT. Inilah awal perubahan hidup rasulullah, stelah menerima wahyu pertama hidupnya hanya mengajak manusia bertahuid kepada Allah semata.

Da'wah dimekkah tidak begitu mulus, akhirnya lewat perintah Allah beliau hijrah ke madinnah, dan disini Islam mendapat sambutan yang luar biasa.Dan menyebarlah Islam keseluruh penjuru negeri sampai pada akhirnya tiba di negeri kita Indonesia. Dan kita menjadi bagian orang yang menyambut da'wah Rasulullah itu, amiin.

Ketika Rasul wafat beliau tidak meninggalkan harta, yang beliau tinggalkan hanya Al-Qur'an dan Hadits-Hadits beliau. Karena beliau yakin bahwa hanya dua pedoman itu yang bisa menyelamatkan ummatnya.

Ya Rasul sungguh tidak layak tulisan ini, begitu agungnya engakau bukan hanya manusia yang memuji engkau tapi Sang Khalik Allah SWT yang memuji engkau ya Rasul. Ya Rasul Maafkan jika tuliasan ini salah, ku buat tulisan ini karena aku ingin memberikan kado untukmu, dan yang bisa kupersembahkan hanya tulisan yang tidak bermutu ini. Ya Rasul akuilah kami menjadi ummatmu, karena kami tidak bisa bayangkan andai engkau tidak mengakui kami sebagai ummatmu.

Allahumma shollii alaa Muhammad.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline