Pemikiran aliran ini sudah hadir dibangsa arab sebelum islam muncul dan ada dimasa pemerintahan dinasti umayyah, pada saat itu kondisi sosiologis masyarakat bersifat sederhana dan jauh dari ilmu pengetahuan, yang terpaksa menyesuaikan hidupnya dengan suasana yang panas dan ganas, mereka tidak dapat mengubah keadaan mereka sesuai dengan hasrat mereka sendiri, dengan demikian kehidupan mereka bergantung pada alam, sehingga kelompok ini hadir dan dikenal dengan fatalism atau predestination.
Aliran ini dibuat oleh ja'ad bin dirham tetapi disejarah tertulis bahwa penyebar pola pikir ini penyebarnya ialah jahm bin shafwan, dikota samarkand ,khurasan ,iran dan menetap di iraq . Jahm bin shafwan murid dari ja'ad bin dirham dan seorang budak merdeka lalu menjadi dai juga fasih dalam berorator. Paham ini muncul dikota Tirmizh ( iran utara ) masyarakat menyebutkannya dengan sebutan aliran jahmiyah.
Sebelum sampai di Ja'ad bin dirham, paham ini sudah ada dan diduga berasal dari filsafat yunani yang dikemukakan oleh Zeno (336-264 SM) dikota citium tahun 30 SM, lalu dikembangkan oleh para pengikutnya yang disebut dengan Stoisis (Rawaqiyyun).
Saat itu filsafat yunani yang didirikan Zeno diadopsi oleh bangsa persia bahwa sesuatu yang bergerak sudah pasti digerakkan oleh sesuatu. Konsep ini dikaji Iban bin sam'an seorang yahudi syam, yang kemudian disampaikan dan dimengerti oleh ja'ad bin dirham yang tak lain guru dari jahm bin shafwan.
Pendapat lain juga menyebutkan bahwa paham ini muncul terpengaruh dari ajaran yahudi dan nasrani, yaitu yahudi sekte quro juga nasrani sekte ya'kubiyah.
Terlepas dari perbedaan pendapat masyarakat pada kala itu tentang awal lahirnya aliran ini, terdapat banyak ayat-ayat Al-quran yang menunjukkan latar belakang dari aliran ini.
Sebab muncul paham ini dikarenakan adanya faktor Internal yang perpedoman pada al-quran dan hadist, yang terdapat di Qs. al-shaffat:96 "Allah lah menciptakanmu dan perbuatanmu" , Qs. al-anfal:17 "Bukanlah engakau yang melontar ,akan tetapi Allah swt yang melontar",Qs. al-hadid:22 ,Qs. al-qomar:49 ,Qs. al-rum:40 ,lalu ada pula hadits yang mengemukakan bahwa "malaikat sudah diperintahkan untuk menulis 4 ketetapan yang terdiri dari rizki ,ajal ,amal dan nasib ,celaka atau bahagia.
Selain faktor internal ada juga faktor Eksternal yang terdapat di bukti dalam Qs. al-an'am:148 kaum musyrikin memberikan gagasan jabariyah sebagai alasan bahwa kekafiran dan dosa yang mereka lakukan itu atas kehendak Allah Swt, Upaya yang dilakukan agar untuk mengelak dari agama islam.
Juga berdasarkan Geokultural bangsa arab pada kala itu menurut ahmad amin dan harun nasution, kehidupan mereka dipengaruhi oleh lingkungan mereka yang istimewa, secara genetik membuat nya mereka pasrah kepada alam.
Jabariyah sendiri bermakna Memaksa atau Mewajibkan seseorang untuk mengerjakan sesuatu, termasuk jabariyah berarti aliran yang berkepastian bahwa tidak ada perbuatan manusia secara hakikat dan menyandarkan perbuatannya kepada Allah Swt, dengan kata lain manusia mengerjakan perbuatan nya dalam keadaan yang terpaksa, dia menganggap perbuatannya terjadi karena qudrat dan iradatnya dan perbuatan itu terjadi karena atas kekuasan Allah semata.
Di pola pikir ini disebutkan bahwasanya manusia itu bagaikan kapas yang kemana angin itu bertiup maka kapas itu pergi mengikuti arah angin tersebut.