Lihat ke Halaman Asli

Pintar Belum Tentu Cerdas

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada yang tidak terima kala Sahabat Ali r.a. disebut sebagai Bab Al-Ilm (Gerbang Pengetahuan) oleh Nabi. Datang banyak orang kepadanya, bertanya, nge-test kecerdasannya. Bila satu tanya tidak dijawab beragam, Ali tak layak disebut demikian menurut mereka.

Pertanyaan mereka satu: al-ilmu afdlolu awil mal/ ilmu dan harta lebih utama mana?
Jawaban Ali selalu satu: ilmu pengetahuan, namun alasannyabeda-beda. Berikut:
1. Ilmu warisan para Nabi, harta warisan Qarun dkk.
2. Ilmu menjaga hidupmu, sementara harta harus kau jaga.
3. Ilmuan banyak teman, pemilik harta banyak musuh.
4. Ilmu ketika diajarkan bertambah, harta kala digunakan belanja akan berkurang.
5. Orang berilmu mendapatkan sebutan mulia, pengumpul harta dapat sebutan bakhil.
6. Ilmu bebas dari hidung maling, harta membuat maling mendekatkan niatnya.
7. Di hari akhir, orang berilmu memberikan syafaat, yang berharta dihisab.
8. Ilmu tak lapuk oleh zaman, harta habis sering waktu, bosok.
9. Ilmu menerangi batin, harta membuat hati tumpul rasa.
10. Ilmu menjadikan orang tahu bersikap, harta meminta orang lain bagaimana bersikap seharusnya kepadanya.  (Al-Mawa'idlul Ushfuriyyah, Abi Bakar Al-Ushfuri, hlm. 4)

Saya menyimpulkan, ciri cerdas adalah mampu memberikan pilihan jawaban inovatif seperti Ali. Cerdas beda dengan pintar. Pintar dekat dengan menghafal, cerdas dekat dengan inovasi dan kreatif. Walau jawaban Ali r.a terlalu binerik menentangkan ilmu pengetahuan dan harta benda, namun cukup untuk menyebutnya sebagai yang cerdas. Untuk mendapatkan harta benda saja harus dengan pengetahuan kok. Begitu pun, menguasai dunia harus dengan ilmu. Untuk survivel ukhrawi, ilmu adalah kunci. Begitu Sabda Nabi. Sir Francis Bacon (1597) menyebut dengan: Knowledge is Power [Ipsa Scientia Potestas Est]/Pengetahuan dekat dengan Kekuasaan. Gara-gara jadi orang pintar, banyak yang gampang mendapatkan kekuasaan. Termasuk mendapatkan harta.

Catatan: M Abdullah Badri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline