Lihat ke Halaman Asli

Badiyo

Blogger, Content Creator

Untuk Apa Menulis?

Diperbarui: 2 Maret 2022   21:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto: pixabay.com

Sejak kelas satu sekolah dasar kita sudah mulai belajar membaca dan menulis. Setelah bisa membaca dan menulis,  berlanjut ke pelajaran yang lain mulai dari Pendidikan Agama, Bahasa, Sejarah, IPA, IPS, Matematika dan sebagainya. Hal itu terus berlanjut hingga SMP, SMA  dan Perguruan Tinggi. Setiap hari dalam kegiatan belajar, tak lepas dari aktifitas membaca dan menulis. Namun kebanyakan kita lupa akan arti penting membaca dan menulis itu sendiri.

Kita hanya belajar isi materi sebuah mata pelajaran atau mata kuliah. Namun kita tidak pernah menyadari bahwa materi yang kita pelajari itu adalah hasil olah membaca dan menulis. Tanpa aktifitas menulis, tak mungkin seorang pelajar atau mahasiswa bisa mempelajari sebuah ilmu pengetahuan. Buku pelajaran atau modul mata kuliah ada dan bisa dibaca karena ada yang menulis.

Demikian juga dengan Koran, tabloid, majalah dan bahan bacaan lainnya. Semua ada karena ada yang menulis. Dari situ sudah sangat jelas peran penting seorang penulis. Coba kita berpikir sejenak, dari mana kita tahu sejarah kerajaan Kutai, Tarumanegara, Majapahit, Sriwijaya hingga Mataram? Ya, dari buku sejarah. Dan buku  sejarah itu ada karena ada yang menulis.

Namun sangat jarang orang yang menyadari peran penting dan keberadaan seorang penulis. Maka tak heran jika jarang pula orang yang mau terjun ke dunia tulis-menulis. Bukan karena tidak bisa, tapi lebih karena  tidak menyadari pentingnya peran seorang penulis.

Bambang Trimansyah, seorang penulis dan editor senior mengatakan dalam bukunya, Karier Top sebagai Penulis, bahwa karier penulis termasuk karier yang lowong di Indonesia. Padahal peluang karir di dunia kepenulisan itu sangat terbuka lebar. Bambang Trimansyah menyampaikan  setidaknya ada tujuh bidang penulisan yang bisa digarap antara lain penulis bidang bisnis, penulis bidang akademis, penulis media masa, penulis buku, penulis pendamping (co-writer), penulis bayangan (ghost writer) dan penulis biografi. Bambang Trim, begitu dia biasa disapa, juga menyampaikan bahwa di luar bidang itu masih banyak pernak-pernik dunia penulisan yang bisa dijadikan lahan bisnis.

Apakah menulis hanya sebatas sebagai karier untuk mendapatkan tujuan secara ekonomis semata? Tentu tidak. Banyak tujuan dan manfaat lain dari kegiatan menulis misalnya sebagai salah satu dokumentasi sumber sejarah, membangun peradaban, terapi Kesehatan, eksistensi diri dan masih banyak lagi manfaat menulis lainnya.    

Berikut adalah beberapa pendapat dari beberapa tokoh tentang tujuan dan manfaat dari menulis. Menurut Arswendo Atmowiloto dalam bukunya, Mengarang itu gampang. Kenapa Mengarang? Ruang lingkupnya mendasar. Rasanya tak ada kegiatan selama ini yang bisa dipisahkan dari baca-tulis. Tidak hanya untuk bisa mengarang dalam pengertian umum: cerita pendek, novel, drama atau puisi. Melainkan juga bisa menjadi wartawan, korektor, penerbit, perancang teks iklan, penulis lirik lagu atau menulis surat lebih baik. Semua bersumber pada karang-mengarang. Dan itu gampang.

Caryn Mirriam-Goldberg, Ph.D, dalam bukunya, Daripada Bete, Nulis Aja!,  menyampaikan 12 alasan mengapa menulis, yaitu:
1.Menulis membantu menemukan siapa dirimu
2.Menulis dapat memabantumu percaya diri dan meningkatkan kebanggaan
3.Saat menulis, kamu mendengar pendapat unikmu sendiri
4.Menulis menunjukkan apa yang dapat kamu berikan pada dunia
5.Dengan menulis, kamu mencari jawaban pertanyaan dan menemukan pertanyaan baru untuk ditanyakan
6.Menulis meningkatkan kreativitas
7.Kamu dapat berbagi dengan orang lain melalui kegiatan menuli
8.Menulis memberimu tempat untuk melampiaskan amarah/ketakutan, kesedihan, dan perasaan menyakitkan lainnya
9.Kamu dapat membantu menyembuhkan diri dengan menulis
10.Menulis memberimu kesenangan dan cara mengungkapkan
11.Menulis membantumu lebih hidup
12.Kamu dapat menemukan impianmu melalui menulis

Sedangkan menurut Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Solahuddin Wahid menyampaikan bahwa menulis itu melatih kita berpikir logis. Menulis juga membuat kita terbiasa menyampaikan isi pikiran dengan jernih dan runtut. Demikian pendapat Gus Solah, panggilan Solahuddin Wahid, sebagaimana dimuat di rubrik Nama dan Peristiwa, Harian Kompas, Selasa, 12 Juni 2012. Karena itu, adik kandung mantan Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid  mengharapkan agar para santrinya tidak hanya jago ngomong tapi juga harus jago menulis.

Anda punya tujuan lain untuk apa menulis?  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline