[caption caption="Ilustrasi: pastorsponderings.org"][/caption]Beberapa hari belakangan saya sudah punya niat dan tekad untuk menulis setiap hari. One Day One Post atau One Day One Page, satu hari satu halaman, sedina selembar, sedina kudu ngeblog, atau apalah namanya. Intinya menulis setiap hari. Namun pekerjaan itu tidak semudah membalikan telapan tangan. Butuh perjuangan dan kerja keras.
Bagi orang yang belum terbiasa menulis seperti saya, seringkali masih bergantung dengan mood. Kalau kata teman kantor saya bilang tergantung angin. Jika angin sejuk behembus, suasana hati menjadi senang dan tenang. Angin bertiup ke selatan dia ikut ke selatan, angin bertiup ke utara dia juga terbawa ke utara.
Repotnya lagi kalau ada angin puting beliung, dia masuk angin. Memang sudah banyak jamu anti masuk angin. Masalahnya kalau sudah biasa dikerokin, tidak cukup hanya minum jamu anti masuk angin. Harus dikerokin dulu, baru minum jamu anti masuk angin. Baru badan terasa hangat, istirat, insya Allah sembuh dan sehat kembali.
Kembali ke One Day One Post. Hari ini saya kebagan tugas kantor sampai jam dua siang. Setelah itu kesempatan untuk istirahat. Ngopi sore sambil nonton tivi, buka-buka Koran sambil cari inspirasi untuk bahan menulis. Sampai malam belum dapat juga ide apa yang mau ditulis.
Saya lihat jam sudah setengah seuluh malam. Biasanya jam-jam seperti ini saya sudah siap-siap tidur. Namun karena sudah niat dan tekad dengan program One Day One Post yang telah dicanangkan untuk diri sendiri, saya paksa membuat tulisan. Saya nggak pikir lagi untk mencari ide, tapi mulai saja menulis.
Sambil nonton Tukang Bubur Naik Haji, saya menulis tulisan ini, One Day One Post, Sedina Kudu Ngeblog. Selamat Malam, Salam Menulis.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H