Lihat ke Halaman Asli

Badiyo

Blogger, Content Creator

Sedikit yang Saya Ingat tentang GMT 11 Juni 1983

Diperbarui: 9 Maret 2016   21:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


[caption caption="Koran Ibukota"][/caption]Dunia Gempita Sambut Gerhana. Demikian judul headline sebuah ibu kota terbitan Selasa, 8 Maret 2016. Berbagai media baik cetak maupun elektronik memberitakan peristiwa Gerhana Matahari Total. Gerhana Matahari adalah fenomena alam yang langka dan jarang terjadi. Suatu tempat akan mengalami Gerhana Matahari Total hanya 350 tahun sekali. Jadi sangat wajar jika masyarakat sangat antusias menyambut datangnya Gerhana Matahari Total

Gerhana Matahari Total (GMT) yang terjadi hari Rabu, 9 Maret 2016 adalah GMT pertama di abad 21. Hanya Indonesia yang dilintasi Gerhana Matahari Total tanggal 9 Maret 2016. GMT 9 Maret 2016 hanya melintas di 12 propinsi, Sumatera Barat, Bengkulu, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka-Belitung, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah dan Maluku Utara. Sementara daerah lain seperti wilayah di Pulau Jawa, sebagian propinsi di Sumatera, Sulawesi, Papua dan lainnya hanya mengalami Gerhana Matahari Sebagian.

Peristiwa Gerhana Matahari Total 9 Maret 2016 dimulai sekitar pukul 06.21 hingga 08.30 WIB. Di setiap titik atau kota berbeda-beda waktunya. Beberapa stasiun televisi menyiarkan secara langsung dari kota-kota yang dlintasi peristiwa GMT tersebut. TVOne menyiarkan peristiwa GMT secara langsung dari Pantai Kelayang, Bangka Belitung, kota Pulu Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, Jakarta dan Ternate Maluku Utara. Begitu juga dengan Metro TV, Kompas TV dan TVRI.

Karena saya tak punya peralatan khusus untuk melihat gerhana, maka saya nonton GMT dengan cara gonta-ganti cenel keempat stasiun televisi tersebut. Rabu, 9 Maret 2016 pagi, cuaca Jabodetaek begitu cerah, termasuk Ciputat – Tangerang Selatan. Matahari memancarkan sinarnya dengan begitu gagahnya. Sangat terang dan terasa terik meski baru jam tujuh pagi. Awalnya saya ingin ikut solat sunah gerhana di Masjid Al Huda Ciputat, namun akhirnya saya memutuskan untuk solat di rumah saja dengan istri.

Saat saya ganti cenel ke TVRI, saya langsung teringat peristiwa Gerhana Matahari Total, 11 Juni 1983. Gerhana Matahari Total, 11 Juni 1983 melintasi pulau Jawa. Saat itu saya baru lulus SMP dan sedang menunggu proses pendaftaran ke SMA. Waktu itu saya menyaksikan GMT dengan menonton layar televisi di rumah Pak Lurah. Maklum tahun 1983 di kampong saya masih jarang yang puna televisi.

TVRI adalah satu-satunya stasiun televisi yang menyiarkan peristiwa tersebut. Seingat saya belum ada stasiun telvisi swasta saat itu. TVRI menyiarkan secara langsung peristiwa GMT 11 Juni 1983 dari pelataran Candi Borobudur. Terus terang tidak banyak yang saya ingat tentang peristiwa 33 tahun silam.

Diantara yang saya ingat adalah larangan untuk melihat GMT secara langsung karena bias membuat mata buta. Akibatnya masyarakat lebih banyak memilih diam di rumah dan menonton GMT melalui layar kaca.

Hal lain yang saya ingat adalah saat suasana mulai gelap sekitar jam setengah sebelas siang, bunyi anak-anak ayam dan induknya sambil berjalan menuju kandang. Satu persatu anak ayam dan induknya itu masuk ke dalam kandang. Ketika saya menengok ke luar rumah melalui lubang jendela dan pintu,  suasananya sudah gelap beberapa saat. Mungkin sekitar lima menitan. Subhanallah, Allahu Akbar.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline