Lihat ke Halaman Asli

Mahasiswa KKN UNISNU Ikut Serta Pagelaran Ketoprak Pamong Budoyo Desa Sarirejo

Diperbarui: 1 September 2024   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mahasiswa KKN UNISNU Ikut Serta Pagelaran Ketoprak Pamong Budoyo Desa Sarirejo (dokpri)

Mahasiswa KKN UNISNU Ikut Serta Pagelaran Ketoprak Pamong Budhoyo Desa Sarirejo

Mahasiswa KKN dari Unisnu terlibat aktif dalam produksi dan pelaksanaan ketoprak. Mereka membantu dalam berbagai aspek, mulai dari desain kostum, penyusunan skenario, hingga promosi acara. Keberadaan mahasiswa ini memberikan perspektif baru dan kreativitas tambahan yang memperkaya kualitas pertunjukan.

Pertunjukan terbaru, "Damarmulan,Minak Jinggo" menampilkan kisah epik dengan penekanan pada tema kepahlawanan dan pelestarian budaya. Mahasiswa KKN tidak hanya terlibat di belakang layar tetapi juga berperan sebagai pengisi acara dan memerankan peran ketoprak juga

Ketoprak adalah salah satu bentuk teater tradisional Jawa yang telah ada sejak abad ke-19. Jenis teater ini dikenal dengan alur cerita yang melibatkan unsur-unsur sejarah, legenda, dan nilai-nilai moral. Di Sarirejo, ketoprak telah menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat, dengan "Pamong Budoyo" sebagai salah satu kelompok ketoprak yang paling terkenal.

Kelompok ketoprak ini didirikan pada tahun 1985 oleh sekelompok pemuda setempat yang berkomitmen untuk melestarikan seni tradisional Jawa. Nama "Pamong Budoyo" sendiri diambil dari istilah Jawa yang berarti 'penjaga budaya', mencerminkan misi mereka untuk mempertahankan dan memperkenalkan seni ketoprak kepada generasi mendatang.

Pertunjukan "Pamong Budoyo" sering diadakan di balai desa atau lapangan terbuka yang dapat menampung ratusan penonton. Setiap pertunjukan disiapkan dengan penuh perhatian pada detail, mulai dari kostum hingga musik pengiring. Dalam pertunjukan terbaru mereka, "Sang Penjaga Kerajaan," cerita yang diangkat berkisar pada kisah kepahlawanan seorang tokoh lokal yang mempertahankan desanya dari ancaman luar.

Ketoprak "Pamong Budoyo" dikenal karena penggabungan elemen-elemen klasik dengan inovasi kreatif. Para pemain memerankan berbagai karakter dengan keahlian akting yang memukau, diiringi dengan gamelan yang menambah kekayaan suasana. Penampilan mereka tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik penonton tentang sejarah dan tradisi Jawa.

Pertunjukan ketoprak di Sarirejo memiliki dampak yang signifikan bagi masyarakat setempat. Selain sebagai sarana hiburan, ketoprak juga berfungsi sebagai alat pendidikan budaya. remaja di desa ini sering diajak untuk berlatih dan berpartisipasi dalam pertunjukan, yang membantu mereka memahami dan menghargai warisan budaya mereka.

Lebih dari itu, ketoprak "Pamong Budoyo" berperan penting dalam menjaga kohesi sosial. Pertunjukan ini sering dihadiri oleh masyarakat dari berbagai latar belakang, memperkuat rasa kebersamaan dan solidaritas. Selain itu, kegiatan ini juga mendatangkan wisatawan dan pengunjung dari luar desa, yang berdampak positif terhadap ekonomi lokal.

Dengan dukungan dari pemerintah desa dan berbagai pihak, "Pamong Budoyo" berencana untuk mengadakan lebih banyak pertunjukan dan memperluas jangkauan mereka, termasuk melalui media digital untuk menjangkau audiens yang lebih luas. Mereka berharap agar ketoprak dapat terus berkembang dan menjadi bagian penting dari identitas budaya Jawa.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline