Lihat ke Halaman Asli

baderi imam muchdi

CISO, IS Auditor,

Mitos Main Hujan-hujanan Bikin Sakit

Diperbarui: 19 April 2017   23:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Hujan demikian deras dan tak saya perkirakan sebelumnya. Tidak seperti biasanya, Kolega saya dari BMKG tidak memberikan pers releasenya tentang prakiraan cuaca hari ini. Biasanya setiap hari kolega saya yang aktif di Bakohumas ini rajin sekali memposting prakiraan cuaca hasil prakirawan cuaca di instansinya. Namun, itu semua tak jadi soal karena saya merasa bahagia akan keberkahan hujan hari ini.

Ada yang istimewa hari ini, Rabu 9 April 2017, tepat dengan PILKADA putaran kedua untuk wilayah DKI Jakarta. Istimewa karena kami suami isteri dan kedua anak mendapat libur, sehingga bisa kumpul dan bermain bersama anak dan keluarga. 

Tiba-tiba ditengah hujan yang deras di wilayah selatan DKI Jakarta ini, yang anak laki-laki saya meminta untuk main hujan-hujanan. Sontak saya jawab, o iya gapapa asal nanti kalau da selesai harus cepet-cepet mandi keramas ya. 

Dengan riang gembira dia berlari ke jalan menikmati guyuran air hujan yang mengasyikan itu. Teriakan keceriaan itu seakan memanggil dan mengundang teman-teman sekompleknya, tak ayal, sang kakak pun tergoda dan mulai ikut berlari ke jalan untuk bermain hujan-hujanan. Demikian jelas terlihat kebahagiaan diwajah mereka, berjingkrak-jingkrak, berlari kesana kemari melepas kepenatan tugas-tugas dan target sekolah.

Sambil bersandar dan bercengkrama dengan isteri tercintaku, terngiang kembali masa kecilku dulu tentang mitos main hujan-hujanan menyebabkan sakit. Teringat kata-kata orang tuaku dan lazim juga dikatakan oleh orang tua temen-temenku,"jangan main huja-hujanan, nanti sakit." seperti itulah larangan mereka, dan sebenarnya itu ungkapan kasih sayang mereka kepada anaknya.

Mitos main hujan-hujanan akan sakit, memang ada benarnya namun tidak semuanya. Main hujan-hujanan saat gerimis hujan terang tidak teratur menyababkan kondisi fisik akan menyesuaikan situasi disekitar. Angin juga berpengaruh pada daya tahan tubuh anak jika tidak segera menyesuaikan diri seperti mandi keramas dan segera pakai pakaian. kondisi seperti itulah yang menyebabkan anak-anak kemudian "masuk angin", yang selanjutnya kadang-kadang diikuti dengan penyakit lainnya.

Pengalaman saya menunjukan, ketika anak-anak bermain hujan-hujanan pada saat deras maka kondisi dan situasi diluar tubuh anak-anak relatif stabil, suhu dan tekanan udara tidak naik dan turun. Dalam  kondisi seperti itu, anak-anak dapat menikmati air yang bersahabat. Kemudian, setelah selesai main hujan-hujanan harus segera mandi keramas dan mengenakan pakaian. Tidak boleh ditunda-tunda, apalagi disambung dengan main yang lainnya tanpa mempedulikan kondisi tubuhnya. Nah setelahnya, anak-anak bisa berkegiatan main lagi dan seterusnya.

Hal lain, biarkanlah anak menikmati bermain hujan-hujanan, bahasa larangan yang sifatnya negatif perlu dihindari. Perlu juga ditanamkan bahwa kehujanan atau main hujan-hujanan itu peristiwa biasa saja, tidak langsung sangkut pautnya dengan sakit. Bahasa yang berulang-ulang disampaikan ke anak, dikemudian hari akan menjadi sikap dalam bawah sadar mereka, sekaligus akan mempengaruhi daya tahan tubuh mereka.

inilah sekelumit mitos main hujan-hujanan dapat menimbulkan sakit. semoga bermanfaat..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline