Lihat ke Halaman Asli

Mengangkat Seni dan Budaya di Tengah Kritikan

Diperbarui: 20 Juni 2015   03:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bapak H Dedi Mulyadi SH, Bupati Purwakarta, membuka acara Pesta Seni & Budaya, 28 Mei 2014 Tidak dipungkiri ketika ide acara ini digulirkan sudah menuai banyak kritikan, kecaman, dan ejekan, bahkan ada juga yang memuji.

Ki Soun membawa Tumpeng Ruwatan

Tapi pihak Badega Gunung Parang, bersikukuh bahwa acara Pesta Seni dan Budaya akan tetap digelar setelah Pesta Rakyat. Dan dalam satu bulan, Badega Gunung Parang menggelar berturut-turut dua kali acara berskala besar. Sungguh suatu hal yang tidak mungkin jika dilihat dari sumber daya yang ada.Namun, dengan penuh keyakinan dan keikhlasan, akhirnya terlaksana sudah dua gelaran Pesta Seni dan Budaya di kaki Gunung Parang, yang pertama tanggal 21 Mei 2014, acara PESTA RAKYAT dan yang kedua tanggal 28 Mei 2014 acara PESTA SENI DAN BUDAYA. Semuanya diselenggarakan sepenuhnya oleh pihak BADEGA GUNUNG PARANG, dan tentu saja dibantu penuh oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta serta Kampung Seni Urang Sunda - KASUNDA. Ki Soun (Badega) dan Kang Deni (Kasunda) berdiskusi sebelum acara Acara ini menjadi tonggak sejarah baru bagi Seni dan Budaya Sunda, karena sepenuhnya acara semacam ini belum pernah digelar sama sekali di kaki Gunung Parang. Bahkan beberapa seni dan budaya Sunda yang diangkat sudah tidak dikenal lagi oleh warga kampung sekitar Gunung Parang.

Kang Yunus membawa tanda syukur

Hampir satu bulan penuh Kampung Seni Urang Sunda (KASUNDA) yang dipimpin oleh Kang Asep dan Kang Deni beserta krunya, bahu membahu bersama Badega Gunung Parang memperkenalkan seni dan budaya Sunda di kalangan warga. Ditengah kecaman, cacian, dan bahkan makian beragam pihak, Badega Gunung Parang bersama KASUNDA terus menggulirkan ide kreatif ini di tengah warga kampung sekitar Gunung Parang, dan alhamdulillah akhirnya diterima dengan tulus ikhlas. Sebuah perjuangan yang tidak mengenal lelah dan layaknya sebuah bibit Seni dan Budaya Sunda kini telah disebar di seluruh kaki Gunung Parang, dan tinggal menunggu panennya kelak. Semoga berbuah manis!

Tarian kreasi Bupati Purwakarta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline