Menkominfo mengalami kebocoran data pada pusat data nasional yang disebabkan oleh virus ransomware yang masuk ke dalam sistem pusat data nasional. Beberapa bulan yang lalu saya sering ditelepon oleh nomer yang tidak dikenal dan dikirimi pesan singkat melalui whatsapp. Pesan dan panggilan telepon tersebut berisi perintah untuk segera mengembalikan pinjaman yang telah jatuh tempo.
Saya dalam hati berpikir pinjaman apa yang harus saya kembalikan, sementara saya sendiri tidak pernah meminjam uang dari siapapun. Saya kemudian memberitahukan pada yang bersangkutan baik melalui telepon maupun pesan, bahwa saya tidak meminjam uang dalam bentuk apapun dan kepada siapapun. Setelah melalui penjelasan dan debat yang panjang dan melelahkan, akhirnya yang bersangkutan dapat mengerti dan memahami bahwa saya bukan orang yang mereka maksud.
Setelah mendapat peristiwa itu, saya kemudian mulai menyelidiki dengan menanyai keluarga dan teman-teman yang kemungkinan menggunakan data saya untuk kepentingan mereka. Ternyata, tidak ada satu pun dari mereka yang menggunakan data saya untuk mengajukan pinjaman online. Saya kemudian teingat dengan menkominfo yang sedang mengalami pembobolan dan kebocoran data. Dari sana mungkin semua ini berawal. Untuk sekarang, itulah hipotesa sederhana yang bisa saya simpulkan.
Pengalaman ini menyadarkan saya bahwa data diri merupakan sesuatu yang sangat penting untuk dijaga. Ketika saya merasa aman dengan data yang saya simpan di dalam sistem pemerintah, ternyata itu merupakan sebuah kesalahan besar. Apalagi setelah saya mengatahui bahwa password dari pusat data nasional sangat sederhana dan tidak memiliki backup.
Bagaimana institusi sebesar menkominfo yang notabene berada dalam kontrol pemerintahan pusat, bisa tidak memiliki backup untuk data penting penduduknya disertai password yang sangat sederhana juga. Presiden Amerika saja sampai memblokir tiktok untuk keamanan data para penduduknya, sementara negara ini?
Ketika sang hacker meminta tebusan yang kemudian dia menyerahkan secara cuma-cuma password pusat data yang telah dia bobol dikarenakan lambannya pemerintah dalam menangani hal ini membuat saya semakin jenuh dengan apa yang ada di negeri ini. Dalam foto dan video para wartawan, para pejabat pemerintahan seakan sangat sibuk untuk mengurusi negeri ini dengan rapat serta beragam kegiatan lainnya. Pada akhirnya, itu semua hanya gimmick untuk menunjukkan bahwa mereka sedang pura-pura bekerja demi mengelabui masyarakat.
Kejenuhan itu semakin memuncak ketika melihat foto dan komentar dari sang menkominfo yang masih belum mundur dari jabatannya. Jika memang anda belum memiliki cukup kapasitas untuk menjabat sebagai menteri, minimal milikilah harga diri dan kehormatan. Setelah kebocoran data yang terjadi, anda tidak berupaya untuk meminta maaf dan menunjukkan sisi kehormatan anda dengan mengundurkan diri dikarenakan inkompetensi yang anda punya, tapi malah berjalan seolah semuanya baik-baik saja.
Saya tahu dengan jelas bahwa data bisa dipulihkan ke pusat data nasional itu karena sang hacker memberikan itu secara cuma-cuma ditambah dengan rasa belas kasihan kepada pemerintah kita. Dan dari itu sangat jelas buat saya, bahwa anda, bapak menkominfo yang terhormat tidak memiliki peran apapun dalam pengembalian data ke pusat data nasional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H