Lihat ke Halaman Asli

Moses Badai

menulis untuk berbagi

Lubang Buaya Pekerjaan Hobi

Diperbarui: 20 Mei 2021   16:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kesenangan, hobi, gaya hidup, dan pekerjaan menjadi suatu rantai kegiatan yang tidak pernah bisa dilepaskan satu sama lain. Karena menyenangi hal tertentu, kegiatan itu berlanjut hampir pada setiap momen dan menjadi hobi seseorang. 

Kemudian hobi tersebut menjadi kesenangan hampir semua orang dan di beberapa daerah. Karena adanya lonjakan kegiatan tersebut, hal yang berawal dari kesenangan masuk dalam tahap gaya hidup karena dianggap sudah mampu masuk menjadi kebiasaan dan kesenangan dalam sebuah kelompok atau lebih pada suatu masyarakat. 

Dan pada akhirnya, satu dari sekian juta orang melihat peluang daripada kegiatan itu, memanfaatkannya, menyiapkan strategi dan cara main, hingga pada akhirnya gaya hidup tersebut menjadi bagian tak terelakkan dari bidang pekerjaan.

Musisi, cameramen, dan barista adalah beberapa jenis pekerjaan yang awal mulanya berasal dari gaya hidup dan kesenangan biasa. Dikarenakan pertambahan tahun, perkembangan teknologi, dan kebutuhan hidup meningkat drastis, pekerjaan -- pekerjaan semacam ini menjadi gaya hidup yang tidak terlepas dari jebakannya. 

Karena euforia dan segala macam bentuk pendapatannya, pekerjaan hobi dan gaya hidup ini sebenarnya tidak semudah itu dalam pelaksanaanya. Jenis pekerjaan ini membutuhkan ketekunan, tenaga, waktu, dan gairah lebih banyak daripada pekerjaan yang ada pada umumnya. Tapi apabila pada akhirnya ini tidak menjadi atensi lebih, pekerjaan jenis ini akan menjadi lubang buaya bagi kedua belah pihak.

Kedua belah pihak ini adalah pihak yang mempekerjakan dan pihak yang menekuni jenis pekerjaan ini. Tentu saja apabila masalah baru datang, kesalahannya tidak bisa seratus persen disalahkan pada masing -- masing pihak. Hal ini membutuhkan proses cepat dan berdasar dalam menimbang tiap kebijakan dan keputusan yang akan diambil. 

Pelaku pekerjaan hobi tidak bisa hanya semena -- mena memutus kontrak pekerjaan karena menemukan kejanggalan dalam proses bekerja. Kejadian ini bisa saja terjadi karena kurangnya gairah dalam menekuni bidang hobi tersebut serta belum bisa memilih dan mengambil keputusan yang tepat setiap waktunya. 

Tentu saja pekerjaan hobi memerlukan tenaga lebih dalam menekuninya. Hal ini juga menjadi kekhawatiran mereka yang lebih memilih mengambil peluang dan menyediakan jenis pekerjaan hobi pada masyarakat luas.

Dalam prosesnya, tahap penerimaan masih belum bisa disama ratakan dengan cara penerimaan pekerjaan pada umumnya. Pekerjaan hobi memerlukan gairah dan hasrat tertentu. Tentu saja, kedua hal ini bisa diwujudkan dalam bentuk representasi pemilik lowongan, profil perusahaan, bahkan target yang dicapai pada proses sekarang maupun selanjutnya.

Lubang jebakan ini bisa dihindari apabila kedua belah pihak baik pelaku maupun penyedianya mampu memahami secara pasti konteks pekerjaan hobi. Dimana tidak pasti selamanya para pelaku pekerjaan ini akan bertahan di jenis pekerjaan yang sama. Tetapi apabila pelaku pekerjaan justru mempertahankan jenis pekerjaannya, hal ini bisa dianggap sebagai keuntungan dan kesuksesan kedua belah pihak dalam menjalankan jenis pekerjaan hobi tersebut. Tentu saja, gairah serta hasrat terus dan selalu ada dalam dinamika proses pekerjaan hobi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline