Pengaruh globalisasi di era sekarang berdampak ke berbagai negara, termasuk Indonesia. Di bidang pendidikan, arus globalisasi mempengaruhi karakter masyarakat, khususnya anak-anak. Kurangnya pendidikan karakter akan menimbulkan krisis moral.
Sebagai contoh, perilaku berbohong pada anak yang semakin menjadi kebiasaan. Kebiasaan berbohong akan terbawa sampai dewasa dan mengakibatkan anak melakukan perbuatan yang buruk, seperti agresi, tidak taat aturan, hingga bersifat impulsif. Oleh karena itu, penting adanya pendidikan karakter untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang memiliki sifat baik.
Pendidikan karakter merupakan suatu usaha untuk membangun kepribadian yang berintegritas. Pendidikan karakter berguna untuk mewujudkan generasi penerus bangsa yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleransi, tangguh, dan berperilaku baik.
Dikutip dari quipper.com, menurut John W. Santrock, pendidikan karakter adalah pendidikan yang dilakukan dengan pendekatan langsung kepada peserta didik untuk menanamkan moral dan memberi pelajaran mengenai pandangan tentang nilai-nilai kehidupan, seperti: kejujuran, kepedulian, tanggung jawab dan keimanan.
Atas dasar kepedulian terhadap pendidikan dan karakter anak-anak bangsa, salah satu gerakan pendidikan yang berpusat di Cikarang, yaitu gerakan Back to School Indonesia memasukkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum kegiatannya.
"Kami harap adik-adik asuh kami bisa tumbuh menjadi generasi penerus bangsa yang bermoral, beriman dan berakhlak baik. Maka dari itu, kami berupaya memasukkan pendidikan karakter ke dalam kurikulum setiap kegiatan di Back to School ini," ujar Aquila selaku penyusun kurikulum di Back to School Indonesia.
Back to School Indonesia adalah gerakan yang mengajak setiap elemen masyarakat untuk memberikan sumbangsih bagi bangsa dalam bidang pendidikan. Sejalan dengan pemerintah, Back to School Indonesia juga menggalakkan gerakan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) sejak 3 tahun lalu di setiap kegiatannya. Fokus utama dari pengembangan gerakan PPK ini, yaitu: Religius, Nasionalis, Integritas, Mandiri, dan Gotong royong.
Harapannya, dengan mengimplementasikan kelima aspek tersebut, ke depannya generasi penerus bangsa akan menjadi pribadi yang bermoral, berakhlak mulia, bertoleransi, tangguh, dan berperilaku baik.
Penulis: Anis Dyah Pramesty, Tim 5 Cyber PR 3
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H