Lihat ke Halaman Asli

Bachtiar Adnan Kusuma

Tokoh Nasional Literasi dan Penerima Penghargaan Tertinggi NJDP Perpusnas RI

Baramuli, Pantang Menyerah

Diperbarui: 7 Juli 2023   21:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi

Baramuli Pantang Menyerah
Oleh: Bachtiar Adnan Kusuma, Tokoh Literasi

Mengenang 93 Tahun lahirnya Tokoh Nasional  dan putra terbaik Sulawesi Selatan, Almarhum 93 Tahun Dr.H.A.A.Baramuli, S.H. pada 20 Juli 1930-20 Juli 2023, penulis kembali mengenangnya tapak-tapak sejarah, Jaksa Tinggi Sulawesi, Gubernur pertama dan termuda Sulawesi Utara dan Tengah (usia 29 Tahun Jadi Gubernur), Anggota DPR RI Fraksi Karya Pembangunan 20 Tahun tanpa mengambil gaji dari DPR RI, Hakim Internasional Arbitrase, Wakil Ketua KOMNAS HAM, Staf ahli Mendagri Letjen TNI Amir Machmud, Ketua DPA RI, tak seorang pun menyangka jika anak laki-laki yang bernama Achmad Arnold Baramuli itu kelak menjadi orang penting di Republik ini. Jabatannya sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Agung RI setingkat Presiden Republik Indonesia, saat itu B.J. Habibie selaku Presiden Republik Indonesia.

Baramuli, cucu dari Raja Letta di Pinrang adalah anak mantri swapraja Sawitto, Julius Baramuli dari Sangir Talaud dan Puang Pole Larumpu dari Pinrang. D ujung 1952, Baramuli mengawali karirnya sebagai jaksa di Pengadilan Negeri Jakarta. Ia bersama-sama Benjamin Mangkudilaga, Ismail Suny, Adnan Buyung Nasution, Baramuli ketua Dewan Mahasiswa Djakarta. Kemudian, Baramuli diangkat menjadi Kepala Kejaksaan Makassar, lalu dipromosikan menjadi Pengawas Kejaksaan Tinggi Sulawesi merangkap Jaksa Tinggi Militer dengan pangkat Letnan Kolonel.

Di Makassar, Jaksa Baramuli berhasil mengusut kasus kasus di Sulsel. Kasus penyeludupan yang dilakukan pengusaha non pribumi yang suka memarkir untungnya di luar negeri di Singapura dan Hongkong. Baramuli berhasil membentuk team work yang kuat terdiri dari Jaksa Bismar Siregar, Abdul Azis Lamadjido, Baharuddin Lopa selaku sekretaris Baramuli.

Di usia 29 Tahun, Baramuli diangkat oleh Presiden Soekarno menjadi Gubernur Pertama Sulawesi Utara dan Tengah. Disinilah Baramuli berhasil menumpas PRRI Permesta yang dipimpin Vence Sumual. Di Manado, Baramuli merintis perumahan pegawai kantor Gubernur Sulut di Bumi Beringin. Di zaman Amir Machmud menjabat Mendagri, Baramuli ditarik ke Jakarta sebagai Staf Ahli yang membidani aset-aset negara di daerah.

Apa yang menarik dari sosok penerima Bintang Mahaputra Adyasa dari Presiden BJ Habibie ini? Selama 20 Tahun menjabat anggota DPR ia tak pernah menerima gaji. Demikian pula tatkala menjabat Ketua DPA 1,6 bulan segala fasilitas negara dan gaji termasuk mobil dan rumah jabatan ditolaknya. Tokoh pendiri dan Wakil Ketua Dewan Pembina Golkar ini, bercerita penulis di kediaman pribadinya di Jl Imam Bonjol 51 Jakarta, saat masih hidup penulis memiliki kedekatan khusus sebagai orang yang ikut dibina. 

Suatu ketika pamit ke Presiden BJ Habibie untuk berangkat berobat ke Singapura, Habibie kemudian menawarkan fasilitas negara untuk Baramuli. " Terima kasih Pak Presiden, untuk fasilitas pengobatan kami telah disiapkan oleh perusahaan kami dan kami tak mau membebani negara," cerita Baramuli kepada penulis seperti yang diungkapkan dalam bukunya 70 Tahun Baramuli, Pantang Menyerah yang diterbitkan Yapensi, tahun 23 tahun yang lalu.

Ayah dari H.Emir Baramuli, M.B.A. kader Golkar Sulsel ini, penerima Bintang Mahaputra Adyaksa, 1998 ini, adalah pendiri dan pemilik Poleko Group. Selain mendirikan berbagai perguruan tinggi di Sulsel dan Sulut, Baramuli mendirikan sejumlah pesantren di Pinrang yang kini dibina oleh H. Emir Baramuli.

Tokoh Nasional, pejuang kemerdekaan RI dan Ketua Umum Iramasuka Nusantara, meninggal dunia pada 11 Oktober 2006 di usia 76 Tahun dan dimakamkan di TMP Kalibata dengan Inspektur Upacara Wapres, H.M. Jusuf Kalla. Ribuan pelayat mengantar almarhum menuju peristirahatannya yang terakhir, dilepas oleh Ketua MPR Ginanjar Kartasasmita, sebelumnya SBY dan istri ikut melayat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline