Setelah keberangkatan kompi Mandau selesai, giliran Kompi Kujang dibawah komando Mayor Inf. Benyamin Pasanea akan segera diberangkatkan pukul 1700 menggunakan jalur darat langsung menuju Atambua, Belu. Mayor Benyamin pun mulai memeriksa perbekalan dan perlengapan pasukannya. Pengalamannya di unit siluman Kopasus yang lebih dikenal dengan Satgultor detasemen 81, mengajarkannya untuk selalu efektif dan efisien dalam bertugas.
Pemeriksan kendaraan angkut personil seperti 10 unit truck militer berpenggerak 4x4 seri terbaru dari Izuzu dan 5 unit Ransom Eli Olds (REO) M35 untuk mengangkut perbekalan dan sebagian personil. 5 unit Anoa 6x6 Mortar ranpur jenis panser yang berkapasitas angkut personel 6 orang. 5 unit ranpur buatan PT Pindad, tipe Komodo 4x4 Missile Launcher yang berkapasitas personelnya 4 orang. 10 unit ranpur angkut personil M113 dan 20 unit jip tempur P6 ATAV (All Terrain Assault Vehicle). Serta 20 unit sepeda motor KLX 150 yang akan dinaikan ke dalam truck REO M35.
Demikan juga dengan kelengkapan persenjataan dan amunisinya, semuanya tak lepas dari mata tajam Mayor Benyamin. yang dia inginkan adalah kesempurnaan dalam menjalankan tugasnya. Komadan kompi ini dijuluki mayor pasti pulang oleh prajurit-prajurit di kesatuannya. kemampuan mengkordinir dan menerjemahkan strategi tempur, telah membuatnya menjadi salah satu perwira andalan dari Letkol Inf. Bintang Perkasa. Sudah kali ketiga ia bergabung ke dalam pasukan Bintang, Maka ia sangat memahami bahasa dan gesture dari komandannya tersebut.
Setelah selasai memeriksa dan meyakinkan anggota pasukannya, Mayor Benyamin pun segera menghadap Letkol. Inf Bintang Perkasa, "lapor, Dan! Kompi Kujang siap berangkat!
"baik, segera kita lakukan sekarang!", Jawab Bintang sambil melangkah ke halaman di depan barak kompi Kujang.
Yang langsung disambut teriakan-teriakan penuh semangat dari anggota pasukan kompi Kujang, "Komando! komando! Komando!"
Sementara itu tampak 10 unit truck Ransom Eli Olds (REO) M35 yang dikawal Polisi militer mulai memasuki pintu gerbang masuk Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung. Setelah menerima surat perintah dan kelengkapan dokumen dari seorang perwira rombongan kendarangan tersebut. Perwira jaga lantas menghubungi Letkol Inf Bintang Perkasa dan Kolonel Inf. Eduard Sitepu komandan Pusdiklatpassus untuk konfirmasi kedatangan rombongan baru tersebut.
Setelah menerima perintah maka perwira yang diketahui bernama Mayor Arm. Andi Suryadi pun segera memerintahkan seluruh personil yang ada di dalam truck turun. Selanjutnya melakukan permeriksaan kelengkapan barisan pasukan yang baru saja datang tersebut. Ditengah--tengah pemeriksaan, tiba-tiba terdengar perintah agar mereka menepi dan mengngosongkan ruas jalan tersebut, "Segera buka jalan, semua kendaraan dan personil segera menepi!"
Selanjutnya terdengan sirene yang cukup memekakkan telinga. Dengan pengawalan ketat dari korp polisi militer, tampak rombongan ranpur mulai keluar dari pintu gerbang Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung. Sementara prajurit jaga yang bertugas tampak berdiri tegak dengan sikap sempurna mengawasi iring-iringan kendaraan tempur tersebut.
Setelah seluruh iring-iringan kendaran kompi Kujang selesai melewati pintu gerbang. Maka, rombiongan pasukan yang dikomandani Mayor Arm. Andi Suryadi pun mulai bergerak menuju barak yang ditinggalkan kompi Mandau dan kompi Kujang. Mereka musti berlari-lari kecil menyusuri jalan yang sengaja dibuat tidak rata dengan lokasi berbukit dengan tanjakan dan turunan yang cukup berat bagi orang awam. Sehingga Pusdiklatpassus Batujajar, Bandung ini menjadi kawah candradimuka-nya para prajurit infantri sekelas kopasus. Hal itulah yang membuat kemampuan fisik dan tempur seorang prajurit kopasus setara dengan 100 prajurit regular.
Tak berapa lama setelah berlari-lari kecil, rombongan tersebut sudah tiba di depan barak sementara Komando Pelaksana khusus. Mayor Arm. Andi Suryadi langsung merapikan barisan pasukannya yang terdiri dari 2 peleton Sukarelawan wajib militer, 2 regu polisi militer, 1 regu Polwan, 1 regu Kowad, 1 regu Wara dan 1 regu Kowal. Setelah memeriksa kesiapan semua pasukannya, Mayor Andi pun bergegas menghadap Letkol Bintang untuk menerima perintah lebih lanjut.