Penambangan emas yang tidak terkontrol di banyak daerah pedesaan di seluruh dunia seringkali membawa konsekuensi lingkungan dan kesehatan yang serius. Di Desa Kayeli, metode amalgamasi yang menggunakan merkuri telah menjadi teknik umum dalam penambangan emas.
Studi yang dilakukan pada tahun 2016 telah memberikan wawasan penting mengenai dampak jangka panjang dari pajanan merkuri ini, yang meresap ke dalam kehidupan masyarakat sekitar.
Metodologi Penelitian
Penelitian yang dilakukan di Desa Kayeli mengukur konsentrasi merkuri di sumur-sumur dan kerang Polymesoda erosa serta mengambil data antropometri dari pekerja tambang.
Hasil-hasil ini digunakan untuk menghitung Risk Quotients (RQ), yang menilai risiko kesehatan non karsinogenik dari pajanan merkuri jangka panjang berdasarkan konsumsi harian makanan seumur hidup dan konsentrasi referensi (RfD).
Temuan Penelitian
Analisis menunjukkan bahwa konsentrasi merkuri rata-rata pada sumur-sumur gali adalah 0.0005 mg/l, sementara pada kerang Polymesoda erosa mencapai 7 mg/kg.
Meskipun pada tingkat ini tampaknya tidak menimbulkan risiko kesehatan langsung, proyeksi untuk periode 15 tahun ke depan menunjukkan peningkatan risiko yang signifikan.
Untuk penduduk desa, RQ diestimasikan mencapai 1.173, menunjukkan risiko non karsinogenik yang nyata. Sementara itu, kerang Polymesoda erosa, yang sering dikonsumsi oleh masyarakat lokal, menunjukkan risiko sangat tinggi dengan RQ 14.404, jauh melebihi batas aman.