Lihat ke Halaman Asli

Herman Wahyudhi

PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

"Alam Sutera is Not Creating Product but Create Life"

Diperbarui: 18 Mei 2018   20:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bergaya di Depan Sutera Loop (dok. pribadi)

Dua puluh lima tahun lalu ketika melewati kawasan Alam Sutera rasanya seperti daerah pinggiran yang sepi. Saat itu suasananya masih sepi dan gelap. Namun situasinya berbeda dengan saat ini. Kawasan Alam Sutera telah menjadi magnet bagi warga Tangerang Raya.

Seperti logo Alam Sutera sendiri, telah bermetamorfosis dari ulat sutera menjadi kupu-kupu sutera yang indah. Kupu-kupu yang terbang tinggi. Sebenarnya nama Alam Sutera terkait dengan kegiatan induk perusahaan yaitu Grup Argo Manunggal, yang bergerak di bidang tekstil. Alam dimaksudkan bahwa pembangunan rumah akan dekat dengan alam.   

Dulu apa pameo, jika ingin beli rumah perhatikan 3 aspek yaitu: lokasi, lokasi, dan lokasi. Padahal selain itu ada tiga hal lain yang perlu diperhatikan, yaitu: akses, healthy living, dan high investment return.

Kehidupan kota metropolitan yang serba cepat menuntut kita untuk terus bergerak cepat. Namun kadang hal ini tidak diimbangi dengan akses menuju tempat kerja. Kemacetan membuat banyak orang menjadi stress. 

Sebab itu Alam Sutera sangat memperhatikan akses para penghuninya. Selain dapat diakses melalui Jalan Raya Serpong dan Jalan Bhayangkara/Graha Bintaro dari Tangerang dan Serpong, Alam Sutera juga memiliki akses tol dari dan menuju Jakarta (berada di Km. 15+400)  sehingga mudah dijangkau dari Jakarta.

Saat memasuki gerbang Alam Sutera, suasana terasa berbeda. Dari suasana hiruk pikuk Kota Tangerang menjadi nuansa hijau nan menyegarkan. Jalan di kawasan juga lebar-lebar. Untuk jalan arteri lebar jalan bervariasi mulai dari 36, 47, hingga 60 meter. Sedangkan untuk jalan kolektor primer lebar jalan  26 meter. Dibandingkan pengembang lain di wilayah Tangerang Raya, kondisi jalan Alam Sutera jauh lebih baik dan lebih lebar.

Belum lagi pepohonan di kanan kiri jalan, seolah kita masuk ke dalam sebuah terowongan yang asri. Tak heran bila jalan utama di Alam Sutera disebut juga sebagai green tunnel. Sepanjang jalan di kanan kiri berderet pohon trambesi yang rindang dan menyejukkan pandangan mata.  

Green Tunnel (foto: properti.kompas.com)

Pohon Trembesi (Albizia samansinonim Samanea saman) juga disebut sebagai Pohon Hujan atau Ki, mempunyai beberapa manfaat. Tajuknya yang lebar dan daunnya yang lebat ditambah dengan jaringan akarnya yang luas sehingga mampu menyerap air dengan maksimal.

Selain itu satu batang batang pohon Trembesi mampu menyerap 28.442 kg karbondioksida (CO2) setiap tahunnya. Bandingkan dengan bambu yang menyerap karbondioksida 12 ton per tahun atau beringin yang "hanya" menyerap 500 kg karbondioksida per tahunnya.    

"Ah takut pohon roboh.  Usia pohon 'kan terbatas bro," kata teman saya ketika ikut berolah raga di Alam Sutera.

"Jangan salah.   Usia pohon trambesi bisa lebih dari 100 tahun, bahkan ada yang menyebutkan bisa mencapai usia 500 tahun."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline