Lihat ke Halaman Asli

Herman Wahyudhi

PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Jelajah Jawa Tengah (Bagian 1)

Diperbarui: 6 September 2015   02:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama bekerja sudah beberapa kali bertugas untuk melakukan survey lapangan di provinsi  Jawa Tengah.   Mulai dari lintas Pantura Jawa yang ramai, lintas tengah (yang dingin),  lintas selatan, dan lintas penghubung.

Biasanya dari Jawa Barat kita akan tahu masuk Jawa Tengah ketika masuk di Kabupaten Brebes.  Terasa jalan mulai bergelombang.  

“Wah kita sudah sampai di Jawa Tengah ya?” tanya teman saya yang sejak dari Indramayu tertidur.

“Kok tahu?” saya balik bertanya.

“Jalannya mulai bergelombang.”

Tapi itu beberapa tahun yang lalu.  Dalam beberapa tahun belakangan wilayah Brebes dan Tegal selalu dilakukan pemeliharan berkala atau peningkatan. Sebaliknya jalan Pantura Jawa Tengah yang sekarang mengalami kerusakan.   Untungnya tol Cikopo – Palimanan sepanjang 116 Km menyelamatkan Pantura Jawa Barat.   Sebagian kendaraan besar sudah masuk ke ruas tol yang baru dibuka menjelang Lebaran 2015 kemarin.    Keluar dari tol langsung masuk Pejangan, Jawa Tengah.

Selama melakukan perjalanan dinas ke Jawa Tengah lewat darat memang paling favorit lewat Pantura.   Selain jalannya sudah 4 lajur dan ramai, di kanan kiri jalan juga banyak tempat singgah baik hotel, masjid, atau tempat kuliner.   Jadi tak perlu khawatir untuk masalah perut.   Favorit pemberhentian di Tegal, Pekalongan, Semarang, dan Kudus.

Kalau di Tegal tidak ada Warteg (Warung Tegal) karena semua warung sudah pasti di Tegal.  Biasanya rumah makan di Tegal ditulis Warung Nasi.   Kalau di Pekalongan banyak tempat makan di sekitar alun-alun.   Ada hotel baru di dekat Pekalongan Mall (atau Plaza?) yang resik dan menjadi langganan.    Atau kalau naik kereta menginap di dua hotel yang berada persis di seberang Stasiun Pekalongan.    Nah kalau masih siang, biasanya kita lanjutkan perjalanan sampai ke Ibukota Provinsi Jawa Tengah, Semarang.  

Di Semarang jangan ditanya, surganya wisata kuliner dan hotel.  Mau hotel kelas bawah sampai bintang 5 ada semua.   Saya biasanya menginap di Hotel Ciputra, Hotel Crown atau Hotel Horison karena dekat Simpang Lima.  Kemana-mana dekat.   Mau ke Masjid Agung dekat, mau ke Gramedia dekat, mau beli oleh-oleh juga dekat.  

Nah kalau ada urusan dengan Universitas Diponegoro (Undip), saya menginap di Hotel Plaza atau Hotel Serrata.   Kalau di Hotel Plaza tinggal menyebrang jalan dan dari Patung Kuda tinggal naik taksi, angkot, atau ojek.   Kalau dari Hotel Serrata agak lebih jauh. 

Nah kalau mau cari makan di Pantura Jawa bagian Timur biasanya kita cari Garang Asam.  Segar banget.  Tapi hati-hati kalau tidak kuat pedas bisa mulas-mulas.  Jalur Pantura Jateng bagian Timur lebih sepi ketimbang Pantura Jateng bagian Barat, dan jalannya pun lebih mulus.  Bisa mampir di Demak, Pati, Lasem (kota Pecinan tempo doeloe), sampai Bulu (Bts. Jatim).   Saya sendiri tidak pernah menginap di daerah ini.   Biasanya dari Bulu langsung kembali ke Semarang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline