Lihat ke Halaman Asli

Perpustakaan Kecil yang (Harus) Mampu Bertahan

Diperbarui: 26 Juni 2015   12:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_511" align="aligncenter" width="300" caption="Perpustakaan Srigunting"] [/caption] Siapa bilang menjadi mahasiswa yang menempuh tugas akhir (baca: skrip-sweet) itu menyenangkan? Heh... menjadi mahasiswa semester akhir itu memusingkan, apalagi mahasiswa yang pasif dan kurang produktif seperti saya :(. Seorang teman mengajak saya untuk bergabung menjadi volunteer di Srigunting. Okee... tanpa pikir panjang, saya segera mencari tahu apa itu Srigunting. Dan lagi, saya sudah amat sangat bosan dengan kehidupan saya yang monoton dan tanpa perubahan. Terlebih, saya butuh pengalaman untuk mempercantik CV saya (kelak :D). Mengenai Srigunting: Srigunting adalah sebuah perpustakaan swadaya yang terletak di kampung Nandan. Perpustakaan ini disebut swadaya karena memang bukan perpustakaan pemerintah, LSM, atau lembaga lain. Dengan kata lain, segala hal yang menyangkut materi (seperti membeli buku dan segala hal mengenai inventarisasi) harus diusahakan secara swadaya. Lalu, dari mana koleksi buku di Srigunting didapat? Jawabnya:

  • Dari hasil fund-rising. Maksudnya, pemilik Srigunting membeli buku anak-anak  import, kemudian menjualnya dengan haraga yang sedikit lebih mahal. Nah, laba dari penjualan inilah yang digunakan untuk membeli koleksi buku-buku Srigunting.
  • Yang kedua, tentu saja, dari tarif peminjaman. Tidak mahal, hanya 2.500 rupiah per buku, dengan maksimal buku pinjaman sebanyak tujuh buah.

[caption id="attachment_512" align="aligncenter" width="300" caption="salah satu ruangan di Srigunting"]

[/caption] Uniknya, perpustakaan ini tidak hanya bergerak dalam hal pinjam-meminjam buku, tetapi juga bergerak dalam pembuatan kliping (kalau kata teman saya, inilah salah satu alasan mengapa perpustakaan ini dinamakan Srigunting. Ya karena pekerjaannya menggunting :D). Kliping yang dibuat berasal dari koran seluruh Indonesia, mulai dari Jawa, Sumatra, hingga Papua. Apa fungsi kliping itu? Kliping itu boleh dipinjam dengan tarif yang sama seperti buku-buku yang ada di perpustakaan. Selain itu, kliping tersebut juga merupakan salah satu bahan jurnal Srigunting yang akan mulai dibuat dan terbit bulan Januari 2011. Perbedaan perpustakaan Srigunting dengan perpustakaan lain adalah: koleksi buku-buku tentang Nusantara atau yang diklasifikasikan menjadi buku-buku "Tanah Air". Srigunting memang menjunjung tinggi ke-Tanah Air-an. Koleksi buku mengenai Tanah Air cukup banyak dan akan semakin bertambah karena memang buku dengan klasifikasi tersebut yang menjadi ciri khas perpustakaan Srigunting. Hmm... kegiatan saya di Srigunting baru dimulai minggu depan. Hingga waktu itu tiba, saya hanya mampu bercerita tentang apa yang nampak di "depan", belum "rongga-rongga" terkecilnya. Biarakan saya merasakan apa itu Srigunting, kegiatan  menjadi seorang penjaga perpustakaan, pembuat kliping, dan... menambah wawasan mengenai Tanah Air yang notabene, amat sangat sedikit saya kuasai :( *memalukan*. nb: Srigunting adalah sejeni burung atau yang lebih dikenal dengan nama jalak jawa. Free lunch for the volunteers. Berasnya organik :D.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline