Ebulobo, dengan ketinggian mencapai 2.169 meter, adalah salah satu gunung yang megah yang menjulang tinggi di Pulau Flores, Indonesia.
Terletak di Kabupaten Nagekeo, gunung ini bukan hanya sebuah fenomena alam yang memukau tetapi juga menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat setempat.
Artikel ini akan membawa Anda dalam perjalanan yang memukau ke Gunung Ebulobo dan Desa Ululoga di kakinya.
Keindahan Alam yang Memikat
Gunung Ebulobo, dengan kokohnya berdiri di tengah pulau Flores, memancarkan pesona alam yang luar biasa. Dari mana pun Anda melihatnya, gunung ini selalu tampak mengintimidasi, dengan puncaknya yang terselimuti awan dan kabut. Terlepas dari keteguhannya, Ebulobo juga menjadi saksi bisu dari kehidupan sehari-hari di sekitarnya.
Di sekitar kaki Gunung Ebulobo terdapat sejumlah perkampungan yang menjadikannya latar belakang yang memukau. Salah satunya adalah Kampung Pajoreja, yang terletak di Desa Ululoga, Kecamatan Mauponggo, Kabupaten Nagekeo. Pemandangan Gunung Ebulobo yang menjulang di belakang Kampung Pajoreja adalah pemandangan yang sangat dekat dan menakjubkan.
Desa Ululoga, sebelumnya mungkin asing bagi banyak orang, telah menjadi sorotan dalam beberapa tahun terakhir. Sebelum perkembangan media sosial dan pariwisata, desa ini hampir tidak dikenal oleh masyarakat luar. Namun, saat ini, Desa Ululoga telah bertransformasi menjadi destinasi pariwisata yang menarik perhatian dari berbagai tingkatan pemerintahan, mulai dari pemerintah kabupaten hingga pemerintah pusat. Salah satu hal yang menarik adalah tingginya antusiasme pemerintah desa dan masyarakat setempat dalam mengembangkan pariwisata, dengan mengadopsi konsep pengelolaan pariwisata berbasis masyarakat (community based tourism).
Desa Ululoga: Jejak Sejarah dan Potensi Wisata
Desa Ululoga adalah contoh nyata pemekaran desa yang dilakukan pada tahun 1969. Pemekaran tersebut terjadi karena wilayah Desa Sa Woe yang sangat luas, sehingga pelayanan kepada masyarakat menjadi tidak maksimal. Pemekaran ini diresmikan oleh Bupati Ngada dan dipimpin oleh Kepala Desa pertama, Fransiskus Gelu. Fransiskus Gelu, selain sebagai kepala desa, juga dikenal sebagai seorang pengusaha, politisi, dan tokoh gereja paroki Wolosambi.
Sejak berdirinya Desa Ululoga, desa ini telah dipimpin oleh delapan kepala desa yang berbeda. Saat ini, kepala Desa Ululoga adalah Petrus Leko, yang menjabat untuk periode bhakti 2019-2025. Desa Ululoga terbagi menjadi tiga dusun dengan delapan RT. Populasi Desa Ululoga mencapai 924 jiwa, terdiri dari 202 kepala keluarga, dengan komposisi penduduk laki-laki sebanyak 455 jiwa dan perempuan sebanyak 469 jiwa.
Desa Ululoga bukan hanya memiliki keindahan alam yang memukau tetapi juga potensi wisata yang beragam. Beberapa atraksi wisata yang bisa dinikmati di Desa Ululoga dan sekitarnya antara lain: