Lihat ke Halaman Asli

Giorgio Babo Moggi

TERVERIFIKASI

Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Prabowo Telan Ludahnya Sendiri (Tegas versus Prinsip)

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

"Orang TEGAS belum tentu memiliki PRINSIP yang teguh, tetapi orang yang memiliki PRINSIP yang teguh sudah pasti TEGAS."

Pada masa kampanye Pileg di Bandung, April 2014 silam, Prabowo menghardik para awak media.

"Hei...apain ente ke sini? Nanti juga gak dimuat."

Inilah amarah Prabowo yang menimbulkan berbagai interprestasi para pengamat dan publik tanah air. Keberpihakan media pada tokoh- tokoh tertentu seperti Surya Paloh, ARB, Wiranto dan Jokowi menjadikan Prabowo sebagai anak sebatang karang di tengah arus pemberitaan media tentang tokoh-tokoh tersebut di atas.

Satu kelebihan Prabowo bersikap lugas, tidak basa basi, dan energik berorasi. Tetapi ia juga memiliki karakter antagonis seperti emosional dan cepas-ceplos yang dapat menjadi boomerang perjalanan karir politiknya.

Prabowo boleh jadi frustrasi dengan pemilik media yang sangat berpengaruh pada penentuan konten media. Kulit tinta hanya kolektor berita yang belum tentu dimuat. Keputusan ada pada pemimpin redaksi (mungkin dengar bisikan dari sang pemilik).

Namun usai Pilpres keadaan politik berubah. Demikian sikap Prabowo terhadap media. Para pemimpin partai dan politisi seperti ARB dan Harry Tanoe (HT) yang memiliki sejumlah media TV, koran, dan media online mulai berpihak padanya (berkoalisi). Jika dipetakan kekuatan, media televisi yang mendukung Prabowo jauh lebih banyak daripada media televisi yang ‘mendukung’ Jokowi. Prabowo memiliki amunisi mumpuni untuk melakukan serangan udara. Ia mengandalkan kekuatan media milik ARB dan HT.

Sikap Prabowo yang tegas (sebagaimana dielukan para pendukungnya) akhirnya 'memble' dalam perjalanan koalisinya terhadap ABR (Golkar) dan HT.Diterimanya mereka menjelang masa injury time pendaftaran dan sesudahnya, penulis mempertanyakan sikap tegas seorang Prabowo. Pertama, Prabowo mengetahui manuver politik ARB yang melakukan pendekatan dengan PDI Perjuangan tetapi ditolak Jokowi, sebelumnya ARB pernah membangun komunikasi politik dengannya. Dari hal ini, ketahuan sikap Golkar mendua dan menjadi partai oportunis supaya dapat kue kekusaan yang lezat. Tetapi Prabowo mengabaikannya dan memilih untuk merangkul Golkar dalam barisan koalisi.

Kedua, Prabowo juga tahu kalau HT itu bunglon politik, dari Nasdem ke Hanura, sekarang merapat ke Gerindra. Kalau bukan demi kekuasaan lalu untuk apa ia menjadi politisi kutu loncat. Lagi, Prabowo justeru menerimanya sebagai tim dalam kesebelasan koalisinya.

Ketiga, baik ARB maupun HT adalah raja media di Indonesia. Mereka pula yang 'menenggelamkan' Prabowo pada Pileg yang lalu dengan mengesampingkan pemberitaan tentang Prabowo (kecuali iklan). Inilah yang kemudian menyulut amarah Prabowo pada kampanye akbar di Bandung.

Prabowo sebagai sosok yang tegas tidak mampu mengabaikan Golkar (ARB) dan HT, ia justeru merangkul mereka dalam koalisi. Secara kalkulasi politik, minus Golkar dan HT, sebenarnya Gerindra sudah memenuhi syarat mengusung Prabowo sebagai presiden. Hitungan Prabowo lain, koalisi belum menjamin kemenangan Pilpres yang akan datang. Untuk itu, Prabowo melihat peluang lain yakni kekuatan media. Padahalnya, sebelumnya Prabowo mengeritik media bahkan mengusir wartawan dari lokasi kampanye di Bandung, tetapi kali ini ia harus menutup malu atas perkataannya sendiri. Media harus dirangkul dengan merangkul para pemiliknya terlebih dahulu. Bak pucuk dicinta ulam pun tiba. ARB dan HT merapat ke barisan Gerindra. Terjalinlah kepentingan yang mutualis kedua belah; antara Prabowo dengan ARB di satu sisi, di sisi lain antara Prabowo dengan HT. Politik, kekuasaan, dan media benar-benar bagai setali tiga uang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline