Lihat ke Halaman Asli

Aku Punya Satu Keahlian

Diperbarui: 11 Maret 2019   14:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Selamat siang untuk kamu.

Ucapan selamat yang selalu kuucapkan setiap aku menyapamu. Meski kadang diabai untuk beberapa saat. Walau seringkali kamu nggak menjawab. Nggak apa-apa. Aku mengerti. Aku mengerti kamu. Aku nggak apa-apa. Aku baik-baik saja. Sudah berkali-kali kukatakan bukan?

Sejujurnya aku mengatakan itu berkali-kali untuk meyakinkan diriku sendiri sih. Benar aku enggak apa-apa, 'kan? Iya. Aku enggak apa-apa. Aku baik-baik saja. Berulang kali dan terus-menerus aku meyakinkan diriku sendiri.

Sekali lagi kukatakan, aku di sini baik-baik saja. Aku senantiasa mendoakanmu agar dijaga Tuhan. Aku mendoakan agar kamu di sana baik-baik saja. Agar kamu di sana baik-baik saja karena enggak memikirkanku sedikitpun. Iya. Aku enggak apa-apa. Meski aku sebaliknya selalu memikirkan kamu sedang apa, masuk angin dan alergimu sudah sembuh belum, kepalanya masih pusing enggak, bahunya masih kram apa enggak, rambutnya kalau disisir masih suka rontok kah? Sarapan-makan siang-dan malam jam berapa, sholatnya dimana, gimana akuariumnya? masih bocor? Dan pertanyaan-pertanyaan semisal yang nggak penting. Tapi kusimpan ajalah. Nggak kutanya. Karena aku terus meyakinkan diriku bahwa aku baik-baik saja. Aku enggak apa-apa.

Oh iya, aku mau bilang satu hal yang dari dulu aku rahasiakan. Jadi aku punya satu keahlian. Menghilang. Ya aku bisa menghilang. Banyak orang yang tidak percaya. Tapi aku bisa loh. Serius. Aku punya keahlian menghilang.

Maka aku cuma mau bilang lagi jika suatu saat aku sudah tidak ada kabar dan tidak kelihatan lagi, itu artinya aku sudah menggunakan keahlianku. Aku menghilang.

Kapan dan kenapa aku menggunakan keahlianku?

Bukannya kamu akan tahu sendiri jawabannya? Atau bahkan kamu sudah tahu sekarang jawabannya.

Ya enggak apa-apa. Sekali lagi enggak apa-apa.

Setidaknya nanti, nanti, kamu akan tahu sendiri sejauh mana perkataan dan perlakuan tulusku samamu. Nggak apa-apa. Nanti, nanti kamu bakal sadar kok siapa yang benar-benar kamu butuhkan. Ya mudah-mudahan aja bukan aku. Karena aku udah menghilang. Kalau yang kamu butuhkan sudah menghilang, kamu bisa apa?

Ya sudah. Aku cuma mau nulis itu aja. Aku punya satu keahlian ini. Orang-orang pun pasti punya. Tapi kupastikan kecepatan menghilangku lebih tinggi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline