Lihat ke Halaman Asli

Aporisma: 'Don’t stand on ceremony'

Diperbarui: 26 Juni 2015   14:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Aporisma 29 Juli

Don’t stand on ceremony.
Even in kings, this affectation looks like eccentricity. The punctilious person is a nuisance, and there are entire countries stricken with this squeamishness. The clothes of fools -- idolaters of their own honor -- are held together with these silly stitches, and they show that their honor is based on little, for anything seems to offend it. It is good to demand respect but not to be taken for a paragon of affectation. It is true that a totally unceremonious person needs great talent to succeed. Courtesy should neither be exaggerated nor scorned. You don't show your greatness by paying attention to the fine points of honor.

Jangan selalu bersikap formal.
Sekalipun raja, sikap ini akan dilihat orang tampak aneh. Manusia formal sangatlah merepotkan. Banyak negara yang dipenuhi kegemaran formal ini. Penampilan pakaian orang bodoh, orang-orang yang mendewakan kehormatan diri, tak berbeda dengan penampilan orang-oang pandir, dan mereka menunjukkan bahwa harga diri mereka hanya bersandar pada hal-hal sepele, dan jangan sampai ada yang melukainya. Merupakan hal yang baik menyadari penghormatan tetapi jangan dijadikan keteladanan. Benar bahwa orang yang kurang terpandang memerlukan usaha dan bakat besar untuk mencapai keberhasilan. Namun hendaknya jangan berlebihan dalam menunjukkan kehormatan ataupun jangan terlalu mengabaikan. Janganlah anda memperlihatkan kebesaran harga diri anda dengan memberika perhatian pada kemegahan kehormatan anda.

(The Art of Worldly Wisdom, 2003: 227)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline