Lihat ke Halaman Asli

Lupa Diri

Diperbarui: 8 Maret 2016   06:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Manusia yang mengharap puja puji manusia lainnya sesungguhnya telah menghinakan dirinya. Mengapa? Sobat, mari kita renungi, bukankah kita telah diberi akal untuk memahami akhir dari kehidupan ini. Renungkanlah di ujung mana kelak kita kan berlabuh. Tidak lain di sebuah keabadian yang didalamnya hanya ada kejujuran. Jujur untuk siapa selama ini hidup di dunia, jujur kepada siapa selama ini berharap.

Dengan demikian, masihkah kita berharap akan puja-puji manusia, yang hanya membuat diri semakin angkuh dan sombong?

Berapa banyak manusia yang terperosok dalam kesombongan karena mendapatlan pujian dari manusia. Lupakah ia, dimana selama ini dirinya bernaung? Apa ia tidak pernah mengadahkan kepalanya ke langit, hingga ia temui langit tak berujung, siap yang meninggikan itu semua? Apa pandangannya tak pernah melihat datar ke arah sekitarnya, berfikirkah ia siapa yang menghamparkan bumi dengan begitu luasnya?

Sungguh hanya Rabb Semesta Alam yang layak menyombongkan diri. Karena Ia yang menciptakan bumi beserta isinya, termasuk manusia. Lalu masih pantaskah kita mengharap pujian dari manusia, yang dengan itu kita menjadi lupa dari dan melupkan Sang Pencipta?

Good Morning, Shabahul Khaer....Selamat pagi...selamat beraktivitas :)[caption caption="Tepukan tangan yang membuat lupa diri. (fajar.co.id)"][]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline