Lihat ke Halaman Asli

Proses Erosi Pantai dan Strategi Pengendalian Ekosistem Hutan Bakau

Diperbarui: 8 Oktober 2024   00:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

            Indonesia adalah negeri yang indah dan terdiri atas banyak kepulauan. Namun, di balik keindahan itu, air laut, angin, dan manusia membuat garis pantai makin terkikis. Erosi pantai terjad dengan cepat dan menggerus pasir dan tanah pantai. Per tahun, pantai kita terkikis antara 5 hingga 20 cm. Perlu diketahui, banyak bagian dari wilayah Indonesia yang terdiri atas pulau-pulau kecil. Erosi pantai adalah suatu hal yang sering terjadi di daerah kepulauan. Daerah yang memiliki garis pantai. Ada banyak hal yang bisa menyebabkan hal ini bisa terjadi. Salah satunya adalah kelangkaan pohon bakau. Pohon bakau yang menjadi komponen utama penyangga pantai banyak dibabat. Air laut dan angin bisa leluasa menggerus pantai. Jika dampaknya tidak bisa dirasa sekarang, efeknya akan terlihat beberapa tahun kemudian. Hal yang diperlukan adalah menumbuhkan kesadaran semua orang tentang hal ini. Selain itu, manusia juga menjadi penyebab terjadinya erosi pantai. Faktor tidak meratanya penyebaran penduduk serta serakahnya mereka dalam mengeruk sumber daya alam menjadi penyebab juga. Pasir yang menjadi pembatas antara laut dan darat ditambang dengan membabi buta sehingga membuat pantai menjadi menyusut. Manusia- manusia membangun banyak hunian di pantai, yang menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan tanah di lokasi tersebut.

           Hal yang perlu dilakukan sekarang adalah menumbuhkan kecintaan terhadap pantai dan segala yang ada di sekitarnya, yang bisa menyelamatkannya dari erosi pantai yang terus menggerus. Selain itu,juga diperlukan tindakan nyata untuk mencegah yang sudah terjadi agar tidak diteruskan lagi. Misalnya adalah membatasi segala aktivitas pembangunan di pesisir, minimal dengan pengawasan ketat. Contoh lainnya adalah memperketat izin pembuatan tambak. Juga perlunya upaya peremajaan hutan bakau agar erosi yang terus mengikis pantai bisa dihentikan segera.

           Menurut Badan Informasi Geospasial (BIG), total panjang garis pantai Indonesia adalah 99.093 kilometer. Namun, garis pantai Indonesia menyusut seiring dengan menyusutnya daratan di beberapa tempat. Penyusutan ini disebabkan oleh manusia maupun secara alami.Fenomena ini menjadi salah satu penyebab ber- kurangnya wilayah daratan, terutama di wilayah Indonesia, yang merupakan negara maritim dan negara kepulauan. Hampir sebagian besar wilayahnya dikelilingi pantai.

            Erosi pantai adalah erosi yang disebabkan oleh empasan gelombang laut. Erosi pantai ini akan "memukul tebing-tebing" daratan yang berbatasan dengan pantai. Akibatnya, tebing di sepanjang pantai pun runtuh sedikit demi sedikit. Pemadatan tanah yang terjadi saat terjadi aktivitas gelombang, arus laut, serta pasang surut air laut tersebut berakibat pada penurunan permukaan tanah dan tergenangnya permukaan tanah oleh air laut. Akibatnya, garis pantai mengalami perubahan. Suatu daratan atau pantai mengalami erosi pantai jika angkutan sedimen pada suatu titik lebih besar dari jumlah sedimen yang terbawa oleh air ke luar titik tersebut. Erosi pantai didefinisikan sebagai proses mundurnya garis pantai akibat tidak adanya keseimbangan pasokan dan kapasitas angkutan sedimen.

 

 

Penyebab Erosi Pantai

Faktor Alami

  • Gelombang Laut: Gelombang yang terus-menerus menerpa pantai membawa energi yang cukup besar untuk mengikis material pantai seperti pasir dan batuan.
  • Arus Laut: Arus laut yang kuat dapat mengangkut sedimen pantai dan mengendapkannya di tempat lain, sehingga mengurangi volume pasir di pantai.
  • Pasang Surut: Perbedaan tinggi permukaan air laut antara pasang dan surut menyebabkan abrasi pada garis pantai.
  • Angin: Angin kencang dapat membawa partikel pasir dan menghempaskannya ke pantai, sehingga mempercepat proses erosi.
  • Badai: Badai dengan gelombang tinggi dan angin kencang dapat menyebabkan erosi pantai dalam skala besar dalam waktu singkat.
  • Perubahan Tingkat Air Laut: Kenaikan atau penurunan permukaan air laut akibat perubahan iklim dapat mempengaruhi garis pantai dan mempercepat atau memperlambat proses erosi.
  • Proses Geologi: Proses geologi seperti gempa bumi, letusan gunung berapi, dan longsoran bawah laut dapat menyebabkan perubahan bentuk pantai dan memicu terjadinya erosi.

Faktor Manusia

  • Pembangunan di Pantai: Pembangunan infrastruktur seperti pelabuhan, hotel, dan jalan di sepanjang pantai dapat mengganggu aliran sedimen alami dan mempercepat erosi.
  • Penambangan Pasir: Pengambilan pasir pantai secara berlebihan untuk keperluan konstruksi akan mengurangi volume pasir di pantai dan mempercepat proses erosi.
  • Pengerukan: Kegiatan pengerukan di laut dapat mengubah pola arus dan gelombang, sehingga mempengaruhi sedimentasi di pantai.
  • Perusakan Hutan Mangrove: Hutan mangrove berfungsi sebagai penahan gelombang dan melindungi pantai dari erosi. Penebangan hutan mangrove akan memperparah masalah erosi.
  • Pembangunan Tanggul Laut: Pembangunan tanggul laut yang tidak tepat dapat mengubah pola arus dan gelombang, sehingga menyebabkan erosi pada pantai di sekitarnya

Ekosistem Hutan Bakau

Ekosistem hutan bakau (mangrove) merupakan komunitas tumbuhan yang melindungi daerah pesisir tropis dan subtropis darigelombang, badai, tsunami, dan erosi . Penamaan hutan bakau berdasarkan penjelasan Djohan dkk. (2015) mengenai penyebutan oleh nenek moyang BangsaIndonesia untuk hutan di daerah rawa pasang surut muara sungai dan pantai. Sedangkan kata "mangrove"berasal dari kata "mangue" untuk pohon dalam bahasa portugis, dan grove untuk tegakan dalam bahasa Inggris (Mitsch dan Gosselink 2000). Peran hutan bakau sebagai pelindungi pantai karena system perakaran dan batang vegetasi bakau yang dapat mereduksi kuat arus dan energi gelombang. Struktur hutan bakau spesies Sonneratia dengan ketebalan 100 m, sistem perakarannya mampu mereduksi energi gelombang hingga 45%, bahkan ketika tinggi gelombang hingga tajuk maka susunan daunnya mampu mereduksinya hingga 50%

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline