Lihat ke Halaman Asli

Dilema Moralitas dalam Anime Death Note

Diperbarui: 9 Januari 2024   00:19

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Dilema Moralitas dalam Anime Death Note

oleh: Azzikra Rajwa H

Death Note adalah manga legendaris karya Tsugumi Ohba dan Takeshi Obata yang diangkat menjadi anime fenomenal. Mengisahkan Light Yagami, siswa SMA jenius yang menemukan buku catatan kematian (death note) milik Ryuk, dewa kematian. Dengan death note, Light bisa membunuh orang hanya dengan menuliskan nama korban dan membayangkan wajahnya. Berbekal itu, Light berniat membersihkan dunia dari kejahatan dengan menghukum kriminal sebagai figur "Kira". Tindakannya menuai perhatian L, detektif eksentrik dunia, yang bertekad menangkap Kira. Perseteruan keduanya memancing dilema moral di sekitar konsep keadilan dan kejahatan.

Salah satu poin menarik dalam Death Note adalah transformasi moral Light. Dia yang awalnya digambarkan sebagai pemuda cerdas dan bermoral, berubah menjadi kejam dan obsesif setelah mendapat death note. Light semakin sewenang-wenang, bahkan menghakimi orang yang dianggapnya jahat meski tak terbukti secara hukum. Ia pun rela memanipulasi dan mengorbankan orang lain demi tujuannya. Perubahan Light menyiratkan statement bahwa kekuasaan mutlak cenderung merusak moralitas manusia, semulia apapun tujuan awalnya.

Death Note juga menampilkan relativitas moral yang menarik lewat konflik antara Light dengan L. Keduanya sama-sama yakin bahwa cara mereka adalah kebenaran mutlak. Bagi Light, membunuh kriminal adalah bentuk keadilan. Sementara bagi L, tindakan Light adalah kejahatan. Tak ada pihak yang benar-benar hitam atau putih di sini. Ini merepresentasikan keabuan moral dalam kehidupan nyata di luar sistem hukum yang hitam-putih.

Selain itu, sosok Ryuk mewakili absurditas konsep manusia tentang moralitas. Dewa kematian seperti Ryuk tak terikat norma benar-salah. Tujuannya netral, hanya mencari hiburan tanpa peduli akibatnya bagi manusia. Sikap Ryuk ini mengingatkan keterbatasan manusia dalam memahami moralitas kehidupan.

 Death Note sukses menggambarkan transformasi dan dilema moral lewat kisah Light dan L. Pesan soal bahaya obsesi dan relativitas kebenaran begitu kental. Lewat anime ini, kita diajak merefleksikan kembali pemahaman tentang moral, keadilan, dan kejahatan. Tak heran jika Death Note masuk jajaran anime terbaik dan paling berpengaruh sepanjang masa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline