Pada era globalisasi saat ini banyak sekali memberikan perubahan terhadap kehidupan sehari-hari. Salah satu dampak negatif dari arus globalisasi ini yaitu krisis moral dan akhlak, sehingga menimbulkan beberapa permasalahan salah satunya yaitu permasalahan terhadap kesehatan mental.
Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam rangka mewujudkan kesehatan mental di antaranya yaitu melalui pendidikan keagamaan dan pembinaan akhlaq. Peran pendidikan agama Islam dalam mewujudkan mental yang sehat seharusnya dijadikan sebagai salah satu acuan bagi setiap individu untuk menghadapi kehidupan yang semakin modern ini.
Lembaga pendidikan Islam dapat dijadikan sebagai wadah untuk menanamkan nilai-nilai Islam dalam diri sesorang. Namun saat ini, banyak orang yang memilih untuk lebih mengutamakan pendidikan umum dahulu daripada ilmu agama. Padahal, lembaga pendidikan Islam juga mengikuti arus perkembangan zaman dengan memperhatikan pengetahuan umum.
Pendidikan agama Islam memberikan dampak yang sangat besar terhadap kesehatan mental seseorang. Alasannya tentu saja karena ketika nilai-nilai Islam yang tertanam di dalam diri seseorang mampu dimanfaatkan dengan baik, hal tersebut dapat memberi ketenangan dan ketentraman bagi seseorang yang jiwanya sedang merasa gelisah dan takut. Selain itu, pendidikan agama juga mampu mencegah timbulnya gangguan psikologis, karena dalam umat Islam diperintahkan untuk selalu bersabar dan bertawakal kepada Allah SWT ketika menghadapi ujian dalam hidup. Maka dari itu, jangan sampai ada kekeliruan dalam pendidikan agama yang tertanam di diri seseorang, karena hal tersebut justru akan menumbuhkan sikap dan perilaku yang menyimpang.
Mental yang sehat adalah keadaan dimana terhindarnya seseorang dari gangguan jiwa, raga maupun jiwanya baik tanpa ada gangguan, mampu berinteraksi antara diri sendiri dengan lingkungan sekitarnya, serta mampu memahami dan mengembangkan kemampuan yang dimiliki.
Keyakinan mengenai agama dapat mencegah seseorang dengan gangguan kesehatan mental untuk melukai dirinya sendiri. Keyakinan terhadap agama juga mempengaruhi bagaimana ketika seseorang berada dalam situasi stres, takut, gelisah, dan menderita. Sudah terbukti secara luas bahwa seseorang dapat nengatasi masalah dengan bekal ilmu agama yang dimiliki terutama ketika situasi benar-benar tidak dapat dikendalikan, sehingga memberikan petunjuk bagi mereka yang memiliki masalah gangguan mental.
Pendidikan agama dapat dijadikan sebagai alat pembinaan bagi seseorang untuk mengendalikan hawa nafsu serta dorongan dari dalam dirinya yang kurang baik. Apabila seseorang memiliki pendidikan agama Islam dengan baik dan benar, maka orang tersebut akan mampu mengembangkan kepribadiannya, memiliki keberanian dan rasa percaya diri, sehingga tercapai kebahagiaan hidup di dunia mapun di akhirat.
Karena pendidikan agama dan kesehatan mental saling berhubungan satu sama lain, maka ketika seseorang mampu mengendalikan keduanya, akan timbul keyakinan kepada Allah SWT. Keyakinan itu yang nantinya akan memberikan dampak positif seperti perasaan bahagia, aman, tentram, damai, merasa dicintai dan lainnya. Melalui ajaran-ajaran yang sesuai dengan agama, seseorang dapat secara langsung berhubungan dengan sang pencipta yaitu Allah SWT.
Untuk menjaga mental agar tetap baik dan sehat yaitu dengan membangun perasaan yang ikhlas dan berdamai atas kondisi kehidupan yang sedang dijalani. Menyadari bahwa tidak semua harapan akan berjalan sesuai keinginan. Karena manusia yang mampu menerima ketetapan dari Allah SWT (diluar kendalinya) akan menimbulkan rasa tenang dan tentram sehingga tetap dengan keadaan mental yang baik.
Efek lain dari tertanamnya ilmu agama dalam diri seseorang adalah meningkatnya religiusitas. Seseorang yang memiliki nilai-nilai agama yang baik akan memiliki mental yang baik pula. Dengan mental yang baik maka lebih mudah untuk menerima segala sesuatu yang terjadi dalam hidup dan mudah menerima nasehat-nasehat yang sesuai dengan ajaran Islam. Inilah alasan mengapa Islam mengajarkan seseorang supaya menjaga diri dan mentalnya supaya tetap sehat serta bahagia ketika menjalani kehidupan.