Lihat ke Halaman Asli

Pendidikan karakter

Diperbarui: 21 September 2017   20:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Remaja usia sekolah seharusnya menjadi tolak ukur akan menjadi seperti apa bangsa kita ini kelak. Namun betama mirisnya jika kita melihat bagaimana karakter remaja kita saat ini. Banyak yang menyalahkan sistem pendidikan. Tapi benarkah sesederhana itu? Sekarang, dengan kurikulum 2013 yang dikatakan sebagai kurikulum yang menitikberatkan pada pembentukan karakter, mampukan menjadi jawaban akan permasalahan yang sudah mengakar kuat dalam kehidupan bangsa kita ini. 

Tentu saja, pembentukan karakter melalui kurikulum adalah gagasan yang sangat baik. Dengan tujuan yang baik. Namun harus diingat bahwa, karakter itu dibentuk berdasarkan pembiasaan. Tidak hanya berhenti pada memahami suatu nilai baik dan buruk, tapi juga bagaimana anak-anak remaja itu membiasakan diri untuk menerapkan nilai-nilai kebaikan itu. Hal yang paling penting adalah contoh, Bagaimana lingkungan memberi gambaran yang nyata tentang penerapan nilai-nilai kebaikan itu sendiri. Apa gunanya, jika disekolah siswa diajarkan tentang berbagai macam nilai dan contoh penerapannya, namun begitu keluar dari lingkungan sekolah yang mereka lihat adalah orang-orang dewasa yang seharusnya menjadi panutan justru menunjukan perilaku yang tidak sesuai dengan norma. Maka karakter itu tidak akan pernah bisa terbentuk utuh.

Perlu ruang yang lebih luas dari pada hanya sekedar ruang kelas dan sekolah untuk mendidik dan membentuk karakter, ruang keluarga, dan ruang masyarakat adalah ruang yang pasti dimasuki oleh remaja kita. Jadi ayolah... kita jaga anak-anak generasi muda penerus bangsa ini dengan membentuk karakter kita terlebih dahulu, agar anak-anak itu tumbuh dalam lingkungan yang sehat, yang bernilai, berakhlak, dan tentu saja berkarakter hebat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline