Lihat ke Halaman Asli

azzam abdullah

Karyawan Swasta

Biar Nggak Capek

Diperbarui: 5 Agustus 2021   21:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: findglocal.com

Saya sendiri merasakan sebuah kelelahan mental dan fisik luar biasa. Tentu ini tidak terlihat karena memang sifat dari fatigue yang ini tidak sebagaimana normalnya, tetapi hati dan pikiran benar-benar dalam titik gelisah, ketidakpastian benar-benar menjadi tmen sehari-hari. Belum lagi rasa was-was, rasa khawatir, karena bisa jadi esok entah kemalangan entah bencana menimpa kita. Ditambah hati yang semakin panas melihat perilaku orang yang sombong dengan pencapaian, bangga dengan cueknya, dan diam bahkan menjilat.

 Kalau anda membaca tulisan saya berarti anda juga membaca tulisan saya, dan ya bisa jadi salah satu dari banyak hal diatas menjadi pikiran dan hal yang kita hadapi sehari-hari. Kita semua mungkin mengalami kelelahan, tentu dalam beragam bentuknya, dan ya, anda termasuk beruntung jika anda lelah tapi masih bisa membaca tulisan saya. Karena garansi diluar sana ada orang yang bahkan tidak sempat bersantai demi menyambung hidup. Tetapi perayalah, ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengurangi kelelahan itu.

 Tulisan ini bukan tulisan how to yang sudah terbukti ampuh. Tulisan ini sejatinya wujud usaha penulis biar semangat lagi menulis, dan dikompilasi dari pengalaman, cerita orang dan sejenisnya. Penulis pun belum berhasil mengamalkan semua yang ditulisnya, jadi ya bismillah saja semoga tulisan ini bisa memberikan manfat. *disclaimer.

 Dunia sekarang berputar dengan sangat cepat, terimakasi pada digitalisasi. Sekarang bisa kita saksikan setiap manusia yang cukup memiliki harta dan kenyamanan sampai memiliki 2 rumah, rumah digital dan rumah asli. Rumah asli sangat mungkin dikunjungi oleh BPS untuk disensus, tapi rumah digital, well, ada aplikasi bernama fake GPS, kita bisa memalsukan dimana posisi real time kita di dunia.

 Maka melijhat rumah digital orang lain, betapa luar biasa hati ini bertanya-tanya. Misalkan teman sekelas yang dulu tidak jelas, hobi mencontek, dia selalu posting foto dengan mobil mewah, rumah mewah. Teman yang dulu diejek karena wajah, tiba-tiba glowing, cuantik. Pokoknya ada semacam evolusi luar biasa sosok-sosok manusia kalau sudah memasuki ranah digital. Hell yeah sebagai seorang penulis amatir pun, sangat sering kita temui sekarang Wallahu 'Alam dia siapa membuat tulisan dari yang positif sampai provokatif dan disebarluaskan di berbagai media social, dan tentu, anonym, tanpa nama.

 Saya termasuk yang aneh berarti, masih gentle, bahkan masang alamat email juga di setiap tulisan saya di blog ini.

 Tahu apa yang luar biasa darinya? Kita bisa saksikan pengaruh luar biasa dari vanity yang dilakukan orang-orang. Lulusan teknik mendadak ngomong layaknya dokter patologi klinis, orang-orang yang nggak pernak belajar medis tiba-tiba mempromosikan diri sebagai konsuttan kesehatan. Manusia yang ngga pernah olahraga pagi komentar soal atlit sepakbola, dan seterusnya. Mendadak dengan adanya media social semua orang membranding dirinya jadi segalanya, bisa segalanya, punya segalanya dan bependapat seenaknya.

 Jika kita ndelalah termasuk seseorang yang  ngerti dan kemudian melihat tingkah polah manusia di media social, subhanallah, bawaannya pingin misuh sepertinya. Karena ya tadi, seolah-olah apa yang kita perjuangkan dengan darah dan air mata sia-sia, karena ada manusai X yang entah baca artikel dimana koar-koar soal teori konspirasi covid. Padahal belajar menjadi dokter pengorbanannya luar biasa, jangankan, dukun bersertifikat saja harus berjuang juga dengan segala macam persembahan dan ritual.

 Maka cara paling mudah sekaligus paling sulit dilakukan adalah meninggalkan HP, melakukan diet dan detoksifikasi media social. Mudah saja, hp disimpan saja begitu, ngga scrolling di instagram, ngga binge watching. Termasuk saya menulis tulisan ini karena sejatinya ada project cuman saya masih mudah teralihkan oleh hp, makannya saya coba nulis semacam ini. Tetapi memang kehidupan kita suah semakin dipenuhi oleh HP, ditambah dengan kondisi pandemic HP jadi semacam tongkat sihir Harry Potter. Harry Potter bilang Accio atau Wingardium LeViosa hal magis terjadi. Kita ngga kalah, mau sesuatu tinggal panggil gra*, mau peralanan bisa pilih t*ket.com atau tra*eloka.

 Tetapi kita perlu menyadari bahwa setidaknya perlu bagi kita untuk tetap membangun interaksi yang riil. Bisa dengan kawan terdekat, tetangga, penghuni kamar sebelah, dan ya itu tidak harus ngobrol lama-lama seperti sebelum pandemic. Say hello, tersenyum (orang senyum kelihatan loh walau pakai masker), melambaikan tangan. Karena kehidupan yang riil tadi memberikan semacam semangat bahwa ada kehiduapn yang nyata, yang ada dalam genggaman kita yang bisa kita raih, kita jangkau.

 Persetan Jack Paul mau tinju lawan siapa lagi nanti, karena Alhamdulillah besok keluarga Haji Nono mau syukuran aqiqah cucu-nya. Hal ini mudah tapi sangat susah untuk bisa benar-benar diamalkan, tetapi kawan, tidak ada salahnya mencoba. Kasian juga tubuh dan pikiranmu sudah benar-benar lelah dengan segala kepalsuan yang ada di dunia maya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline