Anak kecil itu tatapannya kejam.
Cucuran keringatnya tak di hiraukan,daki yg melekat di antara lipatan leher telah menggambarkan kesehariannya.
Dia diam tapi tatapannya kejam.
Perihal apa yang sedang dia pikirkan?
Sekelumit pertanyaan yang tak akan pernah menghasilkan pernyataan berkecamuk puas memaksa otakku berputar.
Dia berdiri tapi tatapan nya masih kejam.
seolah kebencian masih membakar dadanya.
Kebencian itu semakin terlihat nyata dengan tatapan matanya yang kejam !
Perlahan dia berjalan, masih di bawanya tatapan itu.
Tatapan yang kejam !
Tertatih langkahnya mengepal tangan nya..
Dia mulai berlari !!!
Semakin dekat !!!
Semakin dekat !!!
Ada yang aneh dari tatapan nya !
Memudar sudah melepuh sudah terpejam sudah..
Menangis lah dia dengan terharu di balik pelukan wanita yang aku yakin itu ibu nya.
"ma, mama ga usah takut bapak udh aku tikam tiga hari yang lalu..ga akan ada lagi yang bisa nyakitin mama lagi"
Tatapan nya sudah tak kejam lagi.
sementara tangan nya di pegang erat oleh polisi..
(HENTIKAN KDRT)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H