Jagermeister mengaliri tenggorokanku, yang tertanam dengan benih-benih kalimat sialan.
Jati diriku mulai tipsy dengan bisikan-bisikan keparat yang mempengaruhi jalan pikiranku..
Sial aku mulai berkhayal tentang tata surya:
Maafkan aku pelangi aku tidak bisa memberi warna jingga padamu.
Aku hanya senja tanpa matahari, tanpa lembayung dan whisky di sudut kaca.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H