Lihat ke Halaman Asli

Antara Rahasia dan Keberanian

Diperbarui: 20 Desember 2023   05:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

id.pinterest.com/Thiên Trúc

Azzahra Amelani---Akuntansi A 2023

Apa yang ingin mereka sampaikan? Pelajaran apa yang ingin mereka ajarkan? Apakah ini sebuah ujian? Atau malah sebuah kutukan?

Pernahkah kamu mengalami hubungan secara diam-diam? Jika pernah, apa yang kamu rasakan? Apakah kamu merasa sangatlah sulit? Atau kamu berpikir tidak menarik karena selalu memberikan perasaan takut jika hubunganmu diketahui orang lain ataupun keluarga? Sampai pada akhirnya kamu putus asa dan menyimpulkan "Apakah lebih baik aku mengakhirinya?" Lalu kamu merenungkan akan hal itu setiap saat dan mulai berpikir secara logika.

Saya pernah mengalami hal itu. Hubungan diam-diam atau lebih sering kita kenal dengan istilah backstreet memang suatu hal yang tidaklah mudah. Saya sendiri sempat merasa bahwa apa yang saya lakukan dan alami itu sangatlah tidak nyaman. Dengan ketidaktahuan keluarga bahwa saya menjalin hubungan secara diam-diam itu seperti menimbulkan suatu beban di pikiran saya. 

Ditambah saya harus menyimpan banyak rahasia tentang hubungan ini. Dan ya, karena semua kekhawatiran dan rasa takut yang muncul, juga larangan-larangan dari keluarga, saya pun selalu nekat untuk bertemu dan berkomunikasi secara diam-diam dengan pasangan saya. Tentu itu membuat saya merasa tidak nyaman dalam jangka waktu yang lama. Sampai pada akhirnya saya sadar, backstreet bukanlah pilihan terbaik untuk menjalani dan mempertahankan sebuah hubungan hingga ke jenjang serius.

Menurut Indri Savitri, seorang psikolog dari Balai Pengobatan/Kesehatan Masyarakat (Balkesmas), dalam penjelasannya di detikhealth menjelaskan bahwa gaya berpacaran backstreet lebih beresiko hanya sebagai pemuas saja. Sebab, gaya pacaran seperti itu cenderung belum menentukan akhir dari hubungannya akan seperti apa. Selain itu, gaya berpacaran yang sembunyi-sembunyi juga membuat peluang terjadinya hal-hal di luar kontrol semakin besar.

Dulu saya sempat berpikir untuk apa saya merahasiakan cinta ini? Memang bukan keinginan saya seperti ini. Saya, dia, dan mereka yang mempunyai kisah cinta yang sama pun tidak mau seperti ini, perasaan ini selalu jadi tekanan dalam pikiran kita. "Kapan kita ketemu?" "Sampai kapan penderitaan kita akan seperti ini?" 

Pertanyaan-pertanyaan seperti itulah yang selalu muncul di pikiran saya. Saya tahu kapan semua ini akan berakhir, tapi mengerjakan sesuatu tanpa adanya penyemangat itu benar-benar sulit. Dia adalah penyemangat saya, untuk apa mereka melarang saya dan dia bertemu? Apakah karena supaya kita fokus pada satu tujuan ini?

 Lihatlah, sekarang saya malah menulis ini karena keresahan yang saya alami. Teori mereka tentang fokus ini tidak bisa disalahkan tapi juga tidak bisa dibenarkan, pada kenyataannya fokus saya tetap menjadi berantakan karena tuntutan dari mereka.

Tanpa mereka sadari ini benar-benar membuat fokus saya terbelah, perasaan dimana saya ingin sekali bertemu dengan dia, saya yakin dia pun berpikir sama, bagaimana jika kita bertemu tanpa sepengetahuan mereka? Mungkin ini adalah tindakan yang salah, tapi itu tidak lebih buruk daripada memendam perasaan yang membuat semakin lama semakin menjalar, bukan hanya pikiran yang berantakan, hati pun menjadi gelisah. 

Saya tidak tahu apa yang dia lakukan selama ini, apa mungkin dia mencari wanita lain sebagai penyemangat nya? Saya tidak mewajarkan, tapi sangat logis ketika dia kehilangan semangatnya, bisa jadi dia mencari penyemangat baru, ketika tidak bersama saya dalam waktu yang benar-benar lama, apakah dia sanggup? Apakah dia juga mengkhawatirkan hal yang sama? Pikiran ini menjalar ke hati lalu akan menjalar kemana?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline