Lihat ke Halaman Asli

Azzahra Dinda

mahasiswa

Nasib Perekonomian di Pasar Gedebage

Diperbarui: 20 Desember 2022   17:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bandung. Sumber ilustrasi: via KOMPAS.com/Rio Kuswandi

Penataan Kawasan Pasar Gedebage masih menjadi polemik. Konsep penataan yang disodorkan dan dimulai oleh Pemerintah Provinsi (pemprov) Jawa Barat mendapat tanggapan beragam dari banyak pihak.

Bukan cuma pengamat dan institusi, bahkan  sebagian pedagang dan pengusaha transportasi di kawasan tersebut juga tidak sedikit yang kontra.
Keberpihakan kepada pedagang dengan memberi ruang jualan di jalanan belum dianggap sebagai sebuah solusi terhadap masalah di kawasan tersebut.

Kini justru yang terlihat hanyalah kesemrawutan. Tingkat kemacetan di kawasan tersebut meningkat. Padahal sebelumnya banyak yang menganggap kawasan tersebut menjadi lebih nyaman setelah ada peraturan dan tata tertib kendaraan dan angkutan umum secara teratur.

Lebih parahnya, para pedagang yang selama ini menyewa dan menempati kios kios juga merasakan imbasnya.  Penjualan sepi karena para pembeli berfikir dua kali untuk berbelanja disana.

Permasalahan ini belum termasuk faktor belanja daring dimana sekarang banyak sekali barang bekas yang dipasarkan jauh lebih mudah di sosial media.
Zaman sekarang sudah banyak sekali pedagang yang menjual barang bekas hasil thrifting di Gedebage yang dijual ulang di sosial media dengan harga yang jauh lebih mahal, namun meskipun begitu tetap ramai pembeli dikarenakan banyak pembeli yang merasa lebih nyaman belanja daring dibanding datang langsung ke pasar tersebut.

Jika tidak segera ada solusi nyata untuk pembenahan kawasan tersebut, cepat atau lambat pijar kawasan pembelanjaan gedebage mau tidak mau kian meredup. Karena kini pembeli sudah memiliki banyak alternatif untuk mendapatkan barang dengan harga yang kompetitif.

Yang dibutuhkan oleh para pedagang yang menggantungkan pusat ekonominya pada pasar tersebut adalah kebijakan yang konsisten.
Masalah beda pemerintahan beda kebijakan juga hanya akan menjadi kawasan tersebut sebagai objek persaingan, bukan aset berharga yang perlu dikembangkan.
Apalagi jika kebijakan tersebut hanya dilihat dari sisi pendeknya saja. Tidak mempertimbangkan keberlangsungan roda ekonomi di pasar Gedebage.

Terutama ketika pasar tersebut terkena banjir, dampaknya bukan hanya mengimbas kepada pedagang saja tetapi juga sampai ke pengguna jalan hingga ke jalan Soekarno Hatta, seharusnya komunitas pedagang di kawasan Gedebage menyuarakan keresahan mereka demi mempertahankan roda ekonomi ke arah yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline