Kumpulan kecil 5 sekawan itu hanya tersenyum seadanya mendengar orasi berapi-api yang baru saja dicetuskan seorang teman mereka.
“Mark my words, my friends... gue bakalan dapetin beasiswa itu tahun depan! Ke Amerika Serikat!”
Mereka manggut-manggut seolah mendukung, padahal mengaduh dalam hati.
Bukan, mereka bukan orang jahat. Namun IPK sang teman yang NASAKOM – Nasib Satu Koma – membuat kelima orang itu meragukan prospek yang baru saja dicetuskan tadi.
Beasiswa ke Amerika Serikat, dengan IPK satu koma?
Tidak mungkin terjadi, kecuali kalau keajaiban berbaik hati menolong si teman.
Blind optimism – optimisme buta.
Kebanyakan dari kita memilikinya, bahkan tanpa kita sadari.
Orang-orang yang memiliki optimisme buta tidak ada bedanya dengan pengkhayal. Mereka hanya menggantungkan cita-cita dan keinginan setinggi langit tanpa mengeluarkan usaha maksimal untuk menggapainya.
Padahal, bukankah optimisme juga harus dibarengi dengan usaha maksimal agar benar-benar tercapai?
Hukum aksi-reaksi itu berlaku, kawan!
Jika kamu belajar, maka tentu kamu akan bisa mengerjakan ujian dengan baik dan mendapat hasil yang baik juga.
Sistem keadilan itu selalu ada – walau mungkin tak selalu disadari.
Percayalah, Tuhan akan membalas jerih payahmu dengan hasil yang setimpal dengan usaha kerasmu.
Buang jauh-jauh optimisme yang tidak melihat itu, lalu menapaklah kembali di alam kenyataan.
Apa yang harus kamu lakukan agar berhasil? Belajar sampai larut malam? Pontang-panting membuka kamus bahasa Inggris demi menamatkan text book dalam bahasa Inggris yang susahnya minta ampun?
Apapun itu, percayalah: man jadda wa jada – siapa yang bersungguh-sungguh, akan berhasil.
Selamat membuang optimisme buta-mu, kawan! Gantilah dengan keteguhan hati untuk memulai usaha yang maksimal... one step at a time. J
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H