Lihat ke Halaman Asli

Azwir

Travel Enthusiast

Memahami dan Mengelola Diabetes Melitus: Pentingnya Gaya Hidup Sehat & Deteksi Dini

Diperbarui: 1 Agustus 2024   15:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Diabetes Melitus, sering dikenal sebagai kencing manis, adalah kondisi dimana kadar gula (glukosa) dalam darah sangat tinggi. Pankreas dalam tubuh manusia secara alami memproduksi hormon insulin yang berfungsi untuk mengatur penyerapan gula oleh sel tubuh. Ketika diabetes tidak diobati atau tidak terkontrol, dapat menyebabkan masalah serius seperti penyakit jantung, stroke, kebutaan, gagal ginjal, bahkan mengancam nyawa.

Gejala utama diabetes melitus adalah sering buang air kecil, cepat lapar, dan sering haus. Gejala tambahan meliputi penurunan berat badan, kesemutan, luka yang sulit sembuh, gatal di daerah kewanitaan, penglihatan kabur, keputihan pada wanita, cepat lelah, bisul yang hilang timbul, mudah mengantuk, dan impotensi pada pria.

Menurut Federasi Diabetes Internasional (IDF), sebanyak 212 juta orang dewasa di seluruh dunia tidak terdiagnosis diabetes, dengan prevalensi 1 dari 10 orang dewasa menderita diabetes, dan lebih dari 90% adalah tipe 2. Banyak kasus diabetes tipe 2 dapat ditunda atau dicegah dengan gaya hidup sehat. Mengetahui risiko dan langkah pencegahan sangat penting untuk diagnosis dini dan pengobatan yang tepat waktu.

Pada tahun 2023, kampanye IDF menyoroti pentingnya mengetahui risiko diabetes tipe 2 dan dampak komplikasinya. Dengan pemahaman ini, orang dapat mengambil tindakan untuk menunda atau mencegah kondisi tersebut serta memastikan akses terhadap informasi dan perawatan yang tepat.

Diabetes terjadi ketika insulin tidak diproduksi atau tidak bekerja dengan baik, menyebabkan gula menumpuk dalam darah. Ada beberapa jenis diabetes:

  1. Diabetes Tipe 1: Pankreas berhenti menghasilkan insulin. Dipercayai bahwa genetika atau infeksi virus dapat merusak sel penghasil insulin di pankreas.
  2. Diabetes Tipe 2: Pankreas tidak cukup menghasilkan insulin atau hormon ini tidak bekerja dengan baik. Biasanya terjadi pada usia setengah baya atau lebih tua, namun juga bisa terjadi pada anak muda yang kelebihan berat badan dan kurang beraktivitas.
  3. Diabetes Gestasional: Terjadi selama kehamilan.
  4. Diabetes Tipe Lainnya: Disebabkan oleh obat-obatan atau penyakit lain.

Diabetes meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti:

  1. Tuberkulosis (TB): Salah satu dari lima faktor risiko utama.
  2. Kebutaan: Penyebab utama pada usia 40-74 tahun.
  3. Depresi: Dua kali lebih umum pada penderita diabetes.
  4. Penyakit Kardiovaskular, Ginjal, dan Kanker: Risiko tiga kali lipat lebih tinggi.

Penderita diabetes juga memiliki risiko dua kali lipat terkena kondisi parah dan kematian akibat COVID-19. Menghentikan peningkatan diabetes mungkin dilakukan dengan strategi seperti pencegahan obesitas, aktivitas fisik teratur, dan pemantauan kesehatan yang ketat.

Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia 2018, konsumsi makanan dan minuman manis di Indonesia sangat tinggi. Konsumsi harian gula yang berlebihan dapat meningkatkan risiko diabetes. Berdasarkan data IDF 2021, jumlah penderita diabetes di Indonesia mencapai 19,47 juta dan diperkirakan meningkat menjadi 28,57 juta pada 2045.

Langkah-Langkah untuk Mengelola Diabetes

  1. Pola Makan Sehat: Batasi konsumsi gula dan pilih makanan rendah gula.
  2. Aktivitas Fisik: Lakukan olahraga secara teratur untuk mengurangi risiko diabetes tipe 2.
  3. Pemeriksaan Rutin: Deteksi dini komplikasi dengan pemeriksaan rutin.
  4. Berhenti Merokok: Mengurangi risiko diabetes tipe 2 sebesar 30-40%.

Mari bersama-sama meningkatkan kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat dan pemantauan kesehatan. Dengan memahami risiko diabetes dan mengadopsi kebiasaan hidup sehat, kita dapat mencegah dan mengelola penyakit ini secara efektif. Pencegahan adalah kunci untuk masa depan yang lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline