Lihat ke Halaman Asli

Surat untuk Tony Abott

Diperbarui: 17 Juni 2015   10:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH AZWIR NAZAR*

Yang Terhormat Tony Abott, Perdana Menteri Australia.

Beberapa hari ini saya membaca berita dari sejumlah media tentang pernyataan anda yang mengaitkan bantuan tsunami Aceh dengan warga terpidana mati Australia di Indonesia. Menurut Mister tidak layak kedua nya 'dibunuh' tapi justru berhak mendapatkan pengampunan. Lebih sepekan berbagai tanggapan muncul merespon pernyataan kontroversi anda. Sampai gerakan #coinforAustralia sebagai simbul protes dari warga Aceh kemudian menjadi trending topic dunia. Bagi masyarakat Aceh adalah tabu meminta kembali setiap bantuan yang telah diberikan. Apalagi ‘menukar’-nya dengan gerbong narkoba.

Sebelumnya saya adalah seorang mahasiswa Aceh yang sedang belajar di Turki. Saat tragedi tsunami, semua keluarga dan desa kami luluh lantak dihantam air bah. Saya beruntung bisa selamat dan memiliki kesempatan untuk sekolah. Walau sebelumnya harus tinggal di tenda dan berjuang untuk hidup. Saya cerita sedikit supaya anda tahu, karena 10 tahun lalu anda belum menjadi Perdana Menteri.

Mister Tony yang berbahagia. Pernyataan anda sedikit banyak telah mengusik tidur saya, hingga memutuskan menulis surat ini. Seperti kata anda Indonesia dan Australia sangat dekat dan bertetangga. Penting sekali menjaga hubungan baik dan saling pengertian. Termasuk etika sebagai bangsa besar dan bermartabat. Harus saya akui, saat tsunami lalu hidup kami berada pada titik nol. Tragedi di penghujung tahun 2004 tersebut adalah sebuah ujian berat bagi Aceh dan bangsa Indonesia. Apalagi Aceh telah 30 tahun sebagai daerah konflik. Sehingga kami menghadapi dua tragedi sekaligus, yaitu konflik dan bencana alam (disaster). Makanya kontribusi dunia Internasional maupun lembaga donor sangat berguna untuk kami bisa bangkit dan pulih.

Kami menjadi saksi bagaimana nurani dunia terbangun atas musibah Tsunami terbesar tersebut. Sebagai warga dunia yang memiliki nurani kemanusiaan tergerak untuk membantu tanpa memandang agama, ras, suku, bangsa, dan warna kulit. Ini sangat menakjubkan. Bagaimana warga dunia bisa se-visi berpartisipasi membangun Aceh pasca tsunami. Bukan saja unsur pemerintah, tapi juga pribadi luhur dari segala profesi, mulai pengusaha, pedagang, guru, artis, atlit, tentara, supir, pengamen sampai pengemis pun menyisihkan pendapatannya untuk membantu para korban. Solidaritas Ini telah menjadi aksi kemanusiaan terbesar abad modern ini.

baca lengkap di http://www.azwirnazar.com/2015/02/26/surat-untuk-tony-abbott/

*Mahasiswa S3 Komunikasi Politik Hacettepe University, Ankara Turki





BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline