Lihat ke Halaman Asli

Politik Anak Muda di Pilkada 2020

Diperbarui: 10 Maret 2021   10:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik Milennial. Sumber Foto: Kompas.com

Di negara demokrasi ini, pada dasarnya anak-anak muda memiliki kesempatan yang sama untuk berperan dalam dunia politik. Atas dasar itulah, pada musim pemilihan kepala daerah serentak tahun 2020 ini bermunculan calon-calon kepala daerah yang berusia muda.

Jika kita lihat ke belakang, sejarah kemerdekan bangsa bernama Indonesia ini pun tidak luput dari campur tangan anak-anak muda. Sekadar menyebut beberapa nama Bung Karno, Bung Hatta, Tan Malaka, Sutan Syahrir dan sederet nama pejuang lainnya memulai cita-cita memerdekakan republik ini ketika mereka masih muda.

Lantas, ketika sudah 70 tahun lebih Indonesia merdeka, mengapa keberadaan anak-anak muda di ranah politik ini masih diragukan? 

Bukankah bukan hal baru anak-anak muda di dunia politik? Bukankah sudah seharusnya panggung politik itu juga diisi oleh anak-anak muda yang penuh semangat perjuangan dan idealisme untuk melanjutkan perjuangan mengisi kemerdekaan ini?

Sejatinya tidak ada yang meragukan peran anak muda di panggung politik Indonesia, baik di tingkat lokal maupun nasional. Namun barangkali yang seharusnya dipertanyakan adalah bagaimana kesiapan anak-anak muda tersebut terjun ke dunia politik.

Politik bukan mainan, politik bukan tempat uji coba, dan politik bukan juga tempat unjuk kuasa orang tuanya. Politik adalah jalan bagi pengabdian untuk bangsa dan negara. 

Politik adalah pintu untuk berpartisipasi untuk mengumandangkan Indonesia Raya di dunia. Oleh sebab itu untuk terjun ke dunia politik butuh bekal pengetahuan, butuh keterampilan, politik membutuhkan niat yang baik sebagai jalan pengabdian.

Jika anak-anak muda seperti Gibran Rakabuming yang akan maju menjadi Cawalkot Solo, Hanindhito Himawan Pramana yang akan maju sebagai Cawalkot Kediri, Pilar Saga Ichsan yang akan maju sebagai Calon Wakil Walikota Tangerang Selatan, atau Faldo Maldini yang sedang berjuang menjadi Bakal Calon Gubernur Sumatera Barat, hal ini adalah hak politik mereka.

Namun sebagaimana pertanyaan di atas, perlu dipertanyakan apakah mereka sudah memiliki bekal untuk terjun ke dunia politik? Seberapa modal sosial yang mereka punya sehingga berani memiliki politik sebagai jalan pengabdian dan pilihan hidup mereka? Jika pilihan terjun ke dunia politik adalah pilihan suci untuk mengabdi, hal itu perlu diapresiasi. Karena memang, politik Indonesia butuh anak-anak muda yang berprestasi, anak-anak muda yang menyadari pilihan mereka untuk mengabdi.

Tapi jika terjun ke dunia politik untuk tujuan lain, misalnya melanggengkan dinasti politik keluarga, mencari popularitas melalui dunia politik, mengeruk kekayaan negara, atau hanya untuk sekadar coba-coba saja, sebaiknya anak-anak muda yang berpikiran seperti itu tidak perlu  membuat semakin kotor panggung politik Indonesia.  

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline