Tepat tanggal 01-01-2010 pukul 00:00 WIB Free Trade Agrement dimulai, Kita rasa terkaget-kaget dan tanpa sadar kita selama ini dimana. Tidak ada persiapan atau sosialisasi akan pemberlakuan FTA nanti 2010, persiapan bukan saja dari para pelaku Pasar (pengusaha / pedagang) namun pemerintah setidaknya memberikan infrastruktur yang dapat menunjang peningkatan produksi dan penurunan Cost seperti sarana transportasi, jalan, tax, sdm (aparat) dan lain sebagainya.
Di satu sisi bangsa ini tersedot tenaga dan pikiran yang memang kita buat sendiri ,semakin terpuruk dan saling menyalahi dengan urusan-urusan yang rasanya mudah menjadi sulit, hal-hal yang sudah mulai "titik terang" malah dibelokan dan dibuat "kabur": hajatan besar Pemilu 2009, sengketa kotak suara, kasus Antasari, kasus Cicak dan Buaya, kasus Bank Century, bahkan penanganan Teroris dan sebagianya dan sebagainya yang membuat kita lupa bagaimana persiapan kita dalam menghadapi FTA 2010.
Kita terkaget-kaget, dan kita memang belum siap. oh sudah dimulai toh, atau lebih buruk lagi malah diantar kita masih bertanya: apa sih FTA itu ? apa memang perlu FTA ? bukan saat ini pedagangan antar negara sudah berjalan, jadi mengapa perlu di pedagangan bebas segala sih ? dan sekian pertanyaan berkelebat dipikiran kita yang masih awam, yang masih memikirkan "hari ini makan apa".
Memang tahun 2004 negara-negara ASEAN diberikan kesempatan untuk masuk ke pasar Cina, dengan catatan Cina tidak mengekspor produknya ke negara-negara ASEAN dulu. Sejak 1 januari 2010, Cina baru boleh masuk ke negara2 ASEAN.
Kesempatan ini tidak kita dapat manfaat maksimal karena salah satu faktor Industri tekstil Indonesia yang sebenarnya sudah hancur sejak tahun 2004.
FTA apakah merupakan ancaman atau peluang ? tergantung akan kesiapan kita menerima tantangan tersebut, kalau boleh ambil contoh "Karet Gelang" sudah tau pastinya. sebuah karet gelang terlihat begitu gemulai. Namun, dibalik kegemulaiannya itu dia tersembunyikan kapasitas diri yang sangat hebat. Ketika karet gelang dihadapkan kepada benda yang jauh lebih besar dari lingkarannya, maka dia mengerahkan 'potensi simpanannya' untuk mengimbangi besarnya tuntutan itu. Dengan begitu, dia selalu bisa menyesuaikan diri terhadap ukuran benda yang harus diikatnya. Dia bisa beradaptasi terhadap regangan yang diterimanya. Dengan kata lain, sebuah karet gelang mempunyai kapasitas diri yang lebih besar dari sekedar keadaan yang terlihat dari luar.
Namun ada yang perlu kita persiapkan juga untuk menghadapi ATIGA, ACIA dan AFAS-7 mulai tahun 2014 nanti, yang tandatangani Desember 2008 silam. Wah apalagi nih ?
- ATIGA (ASEAN Trade in Goods Agreement)
perjanjian komprehensif di bidang perdagangan barang yang merangkum dan menyempurnakan
Agreement on Common Effective Preferential Tariff Scheme for the ASEAN Free Trade Area (CEPT-AFTA)
yang ditandatangani pada tahun 1992, serta berbagai kesepakatan lainnya yang terkait seperti di bidang kepabeanan (1997), mutual recognition arrangements (1998), e-ASEAN (2000), nomenklatur tarif (2003), Sektor Prioritas Integrasi (2004), dan perjanjian ASEAN Single Window (2005).
- ACIA (ASEAN Comprehensive Investment Agreement).
memuat empat pilar kerjasama investasi ASEAN, yakni liberalisasi, proteksi, fasilitasi, dan promosi.
- AFAS-7 (Protocol to Implement the 7th Package of Commitment under ASEAN Frame Agreement on Services) menghapus secara signifikan hambatan-hambatan dalam perdagangan jasa di ASEAN.
Pengalaman adalah guru yang berharga, bangsa ini semestinya sudah bersiap-siap menghadapi FTA ASEAN 2014 ini.
Dan lagi-lagi kita mungkin tak sadar kembali karena tahun 2014 kembali kita sibuk dengan hajatan besar PEMILU 2014.
So, apakah ini Peluang atau ancaman ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H